KOMPAS.com - Berwisata ke Nusa Tenggara Barat tak lengkap jika belum menjajal berbagai atraksi yang mengasyikan.
Salah satunya adalah mencoba alat transportasi khas Lombok yang oleh penduduk setempat disebut dengan cidomo.
Baca juga: 10 Makanan Khas Lombok, Salah Satunya Ayam Taliwang
Selain di Lombok, cidomo juga banyak ditemukan di area wisata pantai Gili Trawangan.
Terutama karena di kawasan Gili Trawangan terdapat larangan untuk menggunakan kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM), sehingga cidomo menjadi alat transportasi utama di pulau kecil ini.
Baca juga: 4 Fakta Gili Trawangan, Tempat Berburu Sunrise dan Sunset
Sekilas cidomo memang mirip dengan andong atau delman, yaitu semacam kereta beroda dua yang dikendalikan kusir dan ditarik oleh seekor kuda.
Bedanya, alat transportasi khas Lombok ini memiliki bentuk lebih kecil dan menggunakan ban bekas mobil sebagai rodanya.
Baca juga: Apa Itu Sate Rembiga, Sate Daging Pedas Khas Lombok?
Warna kereta yang ditarik juga berbeda, dengan menggunakan cora yang lebih cerah daripada andong atau delman biasa.
Selain dapat digunakan untuk mengangkut penumpang berkeliling dan menikmati pemandangan, tak jarang cidomo juga digunakan sebagai alat angkut barang.
Diketahui harga sebuah cidomo sangatlah mahal, karena untuk mendatangkannya memerlukan izin yang tidak murah.
Dikutip dari TribunLombok.com, harga izin satu unit Cidomo dapat mencapai Rp 700 juta hingga Rp 800 juta.
Belum lagi jika ditambah dengan biaya perawatan dan makanan bagi kuda penarik cidomo.
Kuda-kuda tersebut memakan rumput dan dedak yang harga pakannya juga cukup mahal.
Hal ini karena seluruh pakan yang dikonsumsi kuda di Gili Trawangan berasal dari Pulau Lombok.
Untuk harga sekarung rumput dibanderol sekitar Rp 65.000 yang hanya cukup untuk pakan sehari.
Sedangkan untuk harga dedak per karungnya dibandrol seharga Rp 300.000 yang bisa digunakan untuk beberapa hari.