Salin Artikel

Patung Garuda Wisnu Kencana, Butuh 28 Tahun untuk Merealisasikannya

KOMPAS.com - I Nyoman Nuarta tampak berbahagia. Janjinya terhadap bangsa Indonesia telah lunas.

Kala itu, mahakaryanya berupa patung setinggi 121 meter yang berdiri megah di kawasan kebudayaan Desa Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, segera diresmikan.

Karyanya tersebut adalah patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Patung seberat 3.000 ton ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 22 September 2018.

"Ya tentu berbahagia, janji saya kepada bangsa bisa saya rampungkan," tuturnya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Sabtu (22/9/2018).

Patung ini tidak dikerjakan secara instan.

Butuh waktu lama untuk bisa merealisasikan patung GWK ini, yakni 28 tahun.

Nyoman Nuarta, sang seniman sekaligus desainer patung GWK itu, mengibaratkan orang-orang yang bekerja bersamanya awalnya masih kecil-kecil, tetapi sekarang rambutnya mulai memutih.

“Saya lihat mereka malah jadi pengin menangis, 28 tahun waktu yang cukup panjang," ucapnya.

Tak sedikit orang yang meragukannya bisa menyelesaikan karyanya tersebut.


"Memang jarang sih orang bertahan 28 tahun. Saya sering disebut orang gila, tapi bagi saya janji itu utang yang harus saya tebus," kata dia.

Perlu perjuangan yang gigih untuk mewujudkannya.

"Mental harus tahan dengan segala macam kecaman, kritik, saran. Kami harus tahan," terangnya.

Patung Garuda Wisnu Kencana ini mulai digagas pada tahun 1989.

Waktu itu, Nyoman Nuarta menggagasnya bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave; Menteri Pertambangan dan Energi IB Sudjana; dan Gubernur Bali Ida Bagus Oka.

Pada 1990, proyek ini disetujui oleh Presiden Soeharto.

Joop Ave melakukan ground breaking atau peletakan batu pertama pada 1997 usai didahului dengan pembebasan lahan dan pengerjaan land art.

Patung GWK menjadi ikon dalam kawasan seluas 60 hektare yang disebut cultural park.

Pembangunan patung GWK tidak melewati jalan mulus.


Terpaan krisis dan masalah keuangan membuat Nyoman Nuarta yang mempunyai 80 persen saham di GWK, menjualnya kepada PT Alam Sutra Realty Tbk.

Setelah saham mayoritasnya beralih, Nyoman Nuarta hanya diwajibkan untuk menyelesaikan pembuatan patung.

Lalu, pada 2013 dimulailah peletakan batu pertama patung yang sekarang ini berdiri lengkap.

Patung sebelumnya, yaitu setengah badan Wisnu, tetap dibiarkan di tempat semula, yakni Plaza Wisnu.

Patung berbahan tembaga ini dikerjakan dengan teknik cor las. Patung ini menjadi patung tembaga terbesar di dunia.

Dengan tinggi 121 meter, patung GWK lebih tinggi dari patung Liberty di New York, Amerika Serikat, yang “hanya” 93 meter.

Terdapat 754 modul dalam patung GWK ini. Satu modulnya berukuran 4x3 meter dengan berat kurang lebih 1 ton.

Pengerjaan patung GWK ini melibatkan 1.000 pekerja, yang terbagi dalam dua area, yakni 600 orang di Bali dan 400 lainnya di Bandung.

Menurut Nyoman Nuarta, patung GWK tak cuma punya ukuran besar.

"Kami tidak sekedar bikin patung besar, waktu kami membuat modelnya yang sudah melalui seleksi, pemikiran segala macam, baru kami putuskan bentuk GWK seperti itu," terangnya.

Nyoman Nuarta menuangkan misi penyelamatan lingkungan dalam karyanya ini.

Patung Garuda Wisnu Kencana ini berbentuk Dewa Wisnu sedang mengendarai Garuda.

Dalam agama Hindu, Dewa Wisnu merupakan Dewa Pemelihara (Sthiti).

"Simboliknya begini, sebenarnya garuda itu manusia yang berjanji terhadap kehidupan ini untuk memelihara, mengembangkannya dan melindunginya. Manusia inilah yang bisa menghancurkan dan memperbaiki keadaan lingkungan," sebutnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Mela Arnani; Kontributor Bali, Robinson Gamar | Editor: Bayu Galih, Farid Assifa)

https://denpasar.kompas.com/read/2021/03/14/070000078/patung-garuda-wisnu-kencana-butuh-28-tahun-untuk-merealisasikannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke