Salin Artikel

Bakti Sosial Mahasiswa Asal Jakarta di Bali Berakhir di Kantor Polisi, Begini Kronologinya...

MN bersama lima temannya menggelar bakti sosial dengan membagikan kue berbentuk hati kepada siswa dan siswi sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Bali.

MN mengaku, kegiatan itu dibuat karena prihatin dengan ekonomi di Bali yang sedang lesu. Apalagi, pariwisata yang menjadi andalan Bali dihantam pandemi Covid-19.

"Saya berangkat dari Jakarta bersama teman teman, jumlahnya enam orang termasuk saya. Jadi kami memiliki tujuan untuk berbagi kasih kepada masyarakat Bali, ikut mendoakan Bali agar ekonominya segera pulih," kata MN dikutip dari keterangan rilis Polres Gianyar, Jumat (8/4/2022).

Ia dan temannya mulai membagikan kue berbentuk hati dan gelang ke beberapa murid di SMP Negeri 3 Gianyar, pada Rabu (6/4/2022).

Kue yang mereka bagikan itu ternyata menimbulkan keresahan bagi guru-guru di sekolah tersebut. Salah satu siswa di sekolah tersebut mengaku pusing usai memakan kue itu.

Pihak sekolah yang khawatir lalu melaporkan kejadian itu ke Polres Gianyar.

Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Gianyar AKP I Gusti Ngurah Jaya Winangun menyebut, pihaknya menerima laporan dari guru SMPN 3 Gianyar tentang orang misterius yang membagikan kue dan gelang kepada siswa.

"Saat itu juga dikatakan siswa yang memakan kue tersebut mengalami gejala pusing," kata Winangun.

Bagi-bagi kue hati viral di media sosial, sekolah lain ikut lapor polisi

Saat bersamaan, gejala pusing yang dialami siswa SMP tersebut tersebar di media sosial hingga menuai banyak respons dari warganet.

Setelah kabar ini viral, beberapa sekolah lain ikut melaporkan fenomena pembagian kue ini ke polisi.

Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Bangli, Iptu I Wayan Sarta mengatakan, pihaknya menerima aduan terkait pembagian kue dan permen oleh seorang laki-laki dan perempuan di SDN 2 Kawan, Kelurahan Kawan, Kabupaten Bangli, Rabu (6/4/2022).

Setelah menerima aduan tersebut, polisi kemudian bergerak cepat mendatangi sekolah untuk mengamankan barang bukti berupa kue dan permen yang sempat dibagikan para pelaku.

Adapun barang bukti yang diamankan, 38 bungkus permen dan 24 bungkus kue.

Selanjutnya, Polres Bangli berkoordinasi dengan kepolisian lain untuk mencari keberadaan para pelaku pembagian kue dan permen ini.


Pada hari yang sama, aparat Polisi Sektoral (Polsek) Ubud juga sempat sempat memeriksa empat orang yang dicurigai saat hendak membagikan kue dan permen di depan SMP Negeri 1 Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Kapolsek Ubud Kompol Made Tama mengatakan, dari keterangan para pelaku, mereka datang ke Bali untuk berwisata ke Ubud sembari mengelar kegiatan peduli kasih dengan membagikan kue dan permen kepada siswa dan siswi ditemui di jalan.

Setelah diperiksa, keempat pelaku tersebut dilepas oleh petugas dan kue yang mereka bawa diamankan untuk kemudian diuji di laboratorium.

"Dia kan memberi sesuatu. Kita kan belum tahu. Kita masih cek ke lab. Nanti kalau dia (kue dan permen) tidak mengandung apa-apa, kan sah-sah aja dia membagikan. Kita nunggu hasil labnya dulu," katanya.

Sementara itu, aparat Polres Gianyar mengamankan MN di sebuah rumah di sekitar Kelurahan Pemogan, Denpasar. Dari tangan MN, polisi mengamankan delapan biji kue sisa yang sempat dibagikan di SMPN 3 Gianyar.

Peristiwa bagi-bagi kue ini juga terjadi SMPN 6 Tabanan dan SDN 8 Tabanan. Kasus ini juga mendapat atensi dari pihak kepolisian di wilayah tersebut.

Ternyata bakti sosial, kasus pun ditutup

Belakangan, delapan biji kue berbentuk hati yang disita dari MN itu membawa titik terang fenomena yang sempat membuat resah para guru dan orang tua murid.

Polres Gianyar memastikan, kue yang dibagikan MN kepada murid di SMP Negeri 3 Gianyar tidak mengandung narkoba maupun zat berbahaya lainnya.

"Dari 8 sempel yang kirim ke Bidlabfor Polda Bali, akhirnya bisa disimpulkan kue tersebut tidak mengandung zat-zat berbahaya. Kami simpulkan kue tersebut aman dari zat adiktif atau narkoba," kata Winangun.

"Kasusnya sekarang telah dinyatakan ditutup dan telah diklarifikasi, ini bukan peristiwa pidana dan murni kegiatan bakti sosial," tambah Winangun.

Permintaan maaf MN dan rekan

Perjalanan kasus yang telah membuat masyarakat resah ini pun diakhiri dengan permintaan maaf dari MN.

Ia dan teman-temannya tetap berdoa agar sektor pariwisata di Bali segera bangkit.

"Saya bersama teman-teman lainnya tidak menyangka kegiatan kami akan berakhir seperti ini, kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Bali. Tapi intinya tujuan kami baik untuk mendoakan Bali," katanya.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/04/09/041200478/bakti-sosial-mahasiswa-asal-jakarta-di-bali-berakhir-di-kantor-polisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke