Salin Artikel

PMK Merebak, Harga Sapi di Buleleng Naik hingga Rp 2 Juta Per Ekor

Ketua Kelompok Ternak Simantri Nanindi, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Komang Adnya Yasa mengungkapkan, harga sapi justru meningkat di tengah merebaknya PMK.

"Menjelang Idul Adha saat ini, ada kenaikan harga sapi," kata Yasa ditemui Kamis (7/7/2022).

Dia mencontohkan, harga sapi jantan usia 8 bulan meningkat menjadi Rp 8 juta per ekor, dari sebelumnya hanya Rp 6,5 juta per ekor.

Desa Lokapaksa termasuk salah satu desa dengan zona merah PMK di Buleleng. 

Yasa mengaku sempat khawatir 21 ekor sapi peliharaannya akan mati. Namun, kini dia bisa sedikit bernapas lega mengingat saat ini Dinas Pertanian telah menyuntikkan vaksin ke sapi miliknya.

"Dinas Pertanian sudah menyuntikan vaksin, dan memberikan cairan disinfektan. Jadi mudah-mudahan PMK tidak menular ke sapi-sapi saya," katanya.

"Semoga meski saat ini sedang ada PMK, penjualan tidak ada kendala. Pengepul tetap datang untuk membeli. Sapinya hanya dijual di daerah Buleleng," terangnya.

Harga anak sapi anjlok

Sementara itu, isu PMK mulai memengaruhi para peternak di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak.

Kepala Desa Pejarakan Made Astawa mengatakan, saat ini para peternak dibuat gelisah karena harga anak sapi anjlok.

Diduga ada spekulan yang memanfaatkan isu PMK untuk menekan harga godel atau anakan sapi di tingkat peternak.

Astawa mengatakan, saat ini harga jual sapi di pasar hewan sebenarnya mencapai Rp 46.000 hingga Rp 47.000 per kilogram. Harga itu dinilai cukup stabil.

Namun, kenaikan justru muncul pada harga anak sapi.

Astawa mengungkapkan, saat ini harga anak sapi di tingkat peternak berkisar pada angka Rp 6-8 juta. Padahal anak sapi usia 1-2 tahun bisa dijual seharga Rp 10-12 juta.

“Spekulan banyak yang masuk, menekan harga jadi Rp 6-8 juta. Isu PMK ini dimanfaatkan untuk menekan harga di peternak," katanya.

"Padahal kondisi anak sapi-nya sehat. Ini yang membuat peternak rugi. Kalau harga daging sebenarnya masih masuk,” imbuh Astawa.

268 kasus PMK

Kasus PMK di Kabupaten Buleleng kini mencapai 268 yang menyebar di empat desa. 

"Total kasus PMK di Buleleng sampai saat ini 268. Ditemukan di empat desa di wilayah Kecamatan Gerokgak dan dua desa di Kecamatan Seririt," ujar Sekda Kabupaten Buleleng Gede Suyasa usai rapat koordinasi penanganan PMK, Kamis.

Suyasa menyebutkan, dari 268 ekor sapi yang terjangkit PMK di Buleleng, 24 ekor di antaranya telah dipotong bersyarat. Artinya, sapi-sapi itu telah disembelih dan dagingnya tetap dapat dijual oleh peternak.

"Kalau dipotong bersyarat, dagingnya masih bisa dijual, kecuali tulang dan jeroannya. PMK tidak menular ke manusia," imbuh dia.

Hingga saat ini belum ditemukan kasus sapi yang terkena PMK hingga mati di Buleleng.

"Saat ini tingkat kematian sapi yang terpapar PMK masih nol persen," katanya.

Pemerintah pusat telah memberikan vaksin PMK untuk Buleleng sebanyak 1.700 dosis. Vaksin itu mulai disuntikkan kepada sapi-sapi sehat yang ada di enam desa yang menjadi zona merah PMK.

Selain vaksin, petugas juga memberikan vitamin dan melakukan sterilisasi kandang dengan penyemprotan cairan disinfektan.

Suyasa menambahkan, Pemkab Buleleng pun saat ini telah membentuk Satgas Penanganan PMK, untuk melakukan pencegahan agar PMK tidak meluas.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/07/07/144720578/pmk-merebak-harga-sapi-di-buleleng-naik-hingga-rp-2-juta-per-ekor

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke