Salin Artikel

Banyu Pinaruh, Makna dan Waktu Pembersihan Diri Setelah Saraswati

KOMPAS.com - Banyu Pinaruh adalah upacara yadnya yang dilakukan umat Hindu Dharma di Bali sehari setelah Hari Raya Saraswati.

Saat perayaan Banyu Pinaruh, umat Hindu di Bali akan datang ke sumber air atau pantai untuk melaksanakan ritual pembersihan diri pada pagi hari sebelum mengawali kegiatan.

Kegiatan penglukatan yang dilakukan pada perayaan Banyu Pinaruh ini berbeda dengan penglukatan biasa.

Dikutip dari pemberitaan TribunBali.com (29/08/2021), menurut Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara Korda Denpasar, Pinandita Putu Gede Suranata Penglukatan pada perayaan Banyu Pinaruh erat kaitannya dengan turunnya ilmu pengetahuan.

Sementara penglukatan yang biasa dilakukan umumnya disesuaikan dengan apa yang menjadi tujuan.

Makna dari Banyu Pinaruh

Lebih lanjut, Pinandita Putu Gede Suranata juga menjelaskan bahwa panglukatan Banyu Pinaruh merupakan panglukatan bhuana agung dan bhuwana alit berkat penurunan tirta sanjiwani.

"Banyu Pinaruh berasal dari kata wruh yang berarti mengetahui atau menyadarkan diri. Sehingga dengan pengetahuan jadi bijaksana," jelasnya pada TribunBali.com.

Sementara itu, menurut Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda, Banyu Pinaruh memiliki arti air pengetahuan.

"Kita mohon tirta amerta setelah kemarin kita merayakan Hari Raya Saraswati," kata Ida pada TribunBali.com.

Ida juga menjelaskan bahwa pengetahuan akan terjadi apabila diri kita telah bersih dan akan dialirkan melalui tirta amerta ini.

Karena menurutnya, bagaimanapun dari segi aspek mistik dan magis, sesungguhnya segala mala, dosa, papa, pataka, wigna itu bisa dihanyutkan melalui kehadiran Dewi Gangga di bumi.

"Seperti apa yang ada dalam kisah Adi Parwa dimana teruatnya 60 ribu anak Prabu Sagara karena berani kepada Rsi Kapila. Maka dengan demikian hanya dengan menurunkan Gangga ke-60 ribu anak Sagara diruwat untuk menuju pada kehidupan keabadian," jelas Ida.

Keabadian yang dimaksud Ida adalah amerta kamandalu, amerta sanjiwani dan amerta pawitra.

Sementara dikutip dari laman resmi Desa Bongkasa, Kabupaten Badung, Banyu Pinaruh berasal dari kata Banyu yang berarti air, dan pinaruh artinya pangeweruh atau pengetahuan.

Kata banyu yang artinya air yang merupakan sumber kehidupan, kemudian kata pinaruh yang berasal dari kata weruh atau pinih weruh, di mana istilah weruh bermakna pengetahuan.

Sehingga Banyu Pinaruh menjadi hari dimana umat Hindu di Bali memohon sumber air pengetahuan.

Secara filosofi, tradisi ini bermakna membersihkan atau menyucikan diri dengan air ilmu pengetahuan, karena pikiran yang kotor atau kegelapan hanya bisa dibersihkan dengan pengetahuan suci.

Pelaksanaan Banyu Pinaruh

Seperti diketahui, Hari Raya Saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan yang dirayakan umat Hindu Dharma di Bali.

Pada Hari Raya Saraswati, dilakukan pemujaan pada Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni.

Sesuai kalender Bali, Hari Raya Saraswati dirayakan setiap 210 hari sekali pada pada Sabtu, Legi wuku Watugunung.

Sementara Banyu Pinaruh dilaksanakan sehari setelah Hari Saraswati yang merupakan perayaan turunnya ilmu pengetahuan, tepatnya pada hari Minggu, Pahing wuku Sinta.

Sumber:
bali.tribunnews.com . 
desabongkasa.badungkab.go.id  
dapobas.kemdikbud.go.id  

https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/28/163715778/banyu-pinaruh-makna-dan-waktu-pembersihan-diri-setelah-saraswati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke