Salin Artikel

Ngurek, Ritual Ekstrem di Bali yang Sakral Sekaligus Menegangkan

KOMPAS.com - Berbagai ritual masyarakat Hindu di Bali kerap menyita perhatian, salah satunya adalah tradisi Ngurek.

Tradisi Ngurek atau di beberapa daerah disebut Ngunying adalah tradisi yang sangat ekstrem dengan cara menusuk diri sendiri menggunakan keris.

Meski terlihat menegangkan, seseorang yang melakukannya tradisi Ngurek biasanya tidak dalam keadaan sadar atau kerauhan, sehingga mereka tidak merasa kesakitan.

Makna Tradisi Ngurek

Ngurek sendiri berasal dari kata "urek" yang memiliki arti melobangi atau menusuk.

Maka dari itu, implementasi yang dilakukan dalam ritual adalah dengan menusuk diri dengan keris, tombak, atau alat lainnya saat berada dalam kondisi kerauhan.

Dalam kepercayaan setempat, tradisi Ngurek erat kaitannya dengan ritual keagamaan yang dipercaya oleh masyarakat Bali sebagai wujud nyata dari pengabdian kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

Pelaksanaan Tradisi Ngurek

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Denpasar, tahapan tradisi Ngurek atau Ngunying terbagi menjadi tiga.

Tahapan pertama adalah Nusdus, yaitu merangsang para pelaku ngurek dengan asap yang beraroma harum menyengat agar segera kerauhan.

Tahapan kedua adalah Masolah, yaitu menari dengan iringan lagu-lagu dan koor kecak atau bunyi-bunyian gamelan

Tahapan ketiga adalah Ngaluwur yaitu mengembalikan pelaku ngurek pada jati dirinya.

Tanda-tanda masuknya roh kedalam diri para pengurek antara lain badan menggigil, gemetar, mengerang dan memekik.

Kemudian, dengan di iringi suara gending gamelan, para pengurek yang kerasukan akan langsung menancapkan senjata yang biasanya berupa keris.

Bagian tubuh yang ditusuk biasanya pada bagian tubuh di atas pusar seperti dada, dahi, bahu, leher, alis dan mata.

Namun ketika keris tersebut ditancapkan dan ditekan kuat-kuat dan berulang-ulang, kulit para pengurek tersebut tidak berdarah ataupun tergores.

Hal ini dipercaya karena roh yang ada didalam tubuh para pengurek ini telah menjaga tubuh mereka agar kebal, tidak mempan dengan senjata

Tradisi Ngurek merupakan kebiasaan masyarakat Bali, di mana saat upacara dilaksanakan juga dilakukan ritual untuk mengundang roh leluhur.

Para roh inilah yang kemudian diminta untuk berkenan memasuki badan orang-orang yang telah ditunjuk.

Hal ini juga menjadi sebuah tanda bahwa roh-roh yang diundang telah hadir di sekitar mereka.

Tradisi Ngurek juga dipercaya mengundang Ida Bhatara dan para Rerencangan (prajurit beliau) untuk berkenan menerima persembahan ritual yang disajikan saat upacara.

Sumber:
denpasarkota.go.id  
dapobas.kemdikbud.go.id  
travel.tribunnews.com  

https://denpasar.kompas.com/read/2022/11/28/213755978/ngurek-ritual-ekstrem-di-bali-yang-sakral-sekaligus-menegangkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke