Salin Artikel

Perkara Air Mati, Kapolres Manggarai Barat Diduga Aniaya Bawahan, Kapolda NTT Sebut Luka Korban Tidak Parah

KOMPAS.com - Anggota Polres Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Bripka Samsul Risal, diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Kapolres Manggarai Barat, AKBP Felli Hermanto, Kamis (26/1/2023).

Akibatnya, Bripka Samsul Risal kini harus menjalani perawatan medis di rumah sakit Siloam Labuan Bajo, NTT.

Kronologi penganiayaan

Samsul mengatakan, awalnya Felli tiba-tiba mendatanginya saat sedang menjalani tugas di pos penjagaan.

"Awalnya kami tidak pernah tahu tentang pokok permasalahannya sehingga bapak Kapolres ini marah-marah sama anggota penjagaan," kata Samsul, dikutip dari Tribunnews.com, Jumat (27/1/2023).

Samsul mengaku, dia tak memiliki masalah pribadi dengan pimpinannya di Polres Manggarai Barat itu.

Setelah dipukul Felli, dia menambahkan, Samsul baru tahu penyebab Kapolres Manggarai Barat itu marah.

"Setelah dipukul oleh Bapak Kapolres baru kami tahu bahwa ada permasalahan air di rumahnya bapak Kapolres itu, tidak ada (mengalir)," ujar Samsul.

Menurut Samsul, dia langsung dianiaya oleh Felli tanpa diberi kesempatan untuk memberi penjelasan.

"Beliau (Kapolres) datang tiba-tiba langsung tampar saya tanpa tanya. Kami itu dibilang hanya duduk saja. Kami pun tidak tahu-menahu apa permasalahannya," ucap Samsul.

Lakukan penganiayaan lebih dari sekali

Menurut Samsul, penganiayaan yang diterimanya dari kapolres tersebut saat itu bukan hanya sekali, tetapi dua kali.

Dia menjelaskan, setelah melakukan penganiayaan, Felli masuk ke dalam rumah dinasnya, namun dia keluar lagi dengan emosi tinggi dan kembali melakukan penganiayaan.

"Kedua, beliau keluar (rumah) lagi, marah. Beliau tendang saya di dada, langsung pukul sampai saya jatuh terkapar. Masa karena air? Kami tidak pernah tanya (masalahnya), kami hanya diam saja," jelasnya.

Tanggapan Kapolda NTT

Kapolda NTT, Irjen Pol Johanis Asadoma membenarkan soal adanya peristiwa penganiayaan tersebut.

Dia menyatakan, peristiwa penganiayaan itu terjadi lantaran salah paham dan luka yang dialami korban pun tidak parah.

"Itu cuma salah paham. Saya pikir itu urusan internalnya dan bawahan. (Luka korban) Tidak parah ya," papar Johanis.

"Tadi saya sudah konfirmasi dokter, (luka korban) hanya ada sedikit merah-merah," ungkapnya.

Dia berharap, persoalan penganiayaan ini tidak dibesar-besarkan dan bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Kita kan mau ada event besar. Kita ingin semua anggota dalam keadaan siap, dalam keadaan solid. Kita akan selidiki lebih dalam lagi," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Anggota Polisi di NTT Diduga Dianiaya Kapolres Manggarai Barat, Dipicu Air di Rumah Dinas Mati"

https://denpasar.kompas.com/read/2023/01/27/201805478/perkara-air-mati-kapolres-manggarai-barat-diduga-aniaya-bawahan-kapolda-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke