KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya membenarkan seorang warga negara (WN) Swiss mengamuk di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Bali Mandara, Denpasar, Bali, pada Kamis (24/9/2020) malam.
Hal tersebut terjadi karena WN Swiss itu tak terima istrinya yang dinyatakan suspek Covid-19 harus diisolasi.
"Suami berteriak-teriak, menendang monitor pasien, dan memukul dokter tapi bisa ditangkis," kata Suarjaya melalui pesan WhatsApp, Jumat (25/9/2020).
Suarjaya menjelaskan, awalnya seorang pasien berinisial P yang merupakan WN Swiss berobat ke RS Bali Mandara.
Pasien itu berobat ke bagian poliklinik. Namun, karena mengeluh sesak napas, pasien itu diarahkan ke IGD khusus Covid-19.
Baca juga: WN Swiss Mengamuk di Rumah Sakit, Tak Terima Istrinya yang Suspek Covid-19 Diisolasi
Di sana, perempuan asal Swiss itu mendapatkan penanganan khusus dari tenaga medis.
Tim medis lalu mengambil sampel cairan tenggorokan pasien untuk diuji menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).
Sesuai prosedur, pasien yang menunggu hasil tes swab dan menyandang status suspek Covid-19 harus diisolasi.
Suarjaya mengatakan, pasien dan suaminya tak fasih berbahasa Inggris. Beberapa kali, tim medis mendengar mereka mengobrol dengan bahasa Jerman.
Suarjaya menduga terjadi kesalahpahaman antara tim medis dan suami pasien saat menyampaikan perihal isolasi tersebut.