Terpaan krisis dan masalah keuangan membuat Nyoman Nuarta yang mempunyai 80 persen saham di GWK, menjualnya kepada PT Alam Sutra Realty Tbk.
Setelah saham mayoritasnya beralih, Nyoman Nuarta hanya diwajibkan untuk menyelesaikan pembuatan patung.
Lalu, pada 2013 dimulailah peletakan batu pertama patung yang sekarang ini berdiri lengkap.
Patung sebelumnya, yaitu setengah badan Wisnu, tetap dibiarkan di tempat semula, yakni Plaza Wisnu.
Baca juga: Upacara Penyucian Patung GWK Digelar, Ini Doa Gubernur Pastika
Patung berbahan tembaga ini dikerjakan dengan teknik cor las. Patung ini menjadi patung tembaga terbesar di dunia.
Dengan tinggi 121 meter, patung GWK lebih tinggi dari patung Liberty di New York, Amerika Serikat, yang “hanya” 93 meter.
Terdapat 754 modul dalam patung GWK ini. Satu modulnya berukuran 4x3 meter dengan berat kurang lebih 1 ton.
Pengerjaan patung GWK ini melibatkan 1.000 pekerja, yang terbagi dalam dua area, yakni 600 orang di Bali dan 400 lainnya di Bandung.
Menurut Nyoman Nuarta, patung GWK tak cuma punya ukuran besar.
"Kami tidak sekedar bikin patung besar, waktu kami membuat modelnya yang sudah melalui seleksi, pemikiran segala macam, baru kami putuskan bentuk GWK seperti itu," terangnya.
Baca juga: Gubernur Pastika: Patung GWK Akan Jadi Kebanggaan Bali dan Indonesia