Ada tiga area permakaman yang lokasinya terpisah.
Yang pertama adalah Sema Wayah. Area permakaman yang berada di utara desa induk Trunyan ini adalah tempat bagi jasad yang meninggal secara wajar.
Mereka dimakamkan secara mepasah.
Jenazah-jenazah tersebut dibaringkan dalam sebuah tempat berbentuk segitiga yang terbuat dari rangkaian bambu.
Fungsi “sangkar” bambu ini untuk melindungi jasad agar terhindar dari binatang.
Di Sema Wayah hanya terdapat tujuh “sangkar”. Jika ada yang meninggal, tetapi tempat pembaringannya sudah penuh, maka jenazah yang paling lama akan dipindah.
Sebelum jenazah lama dipindah, warga akan melakukan sembahyang untuk memohon izin.
Barulah tulang belulang itu diletakkan di sebuah tempat di bawah pohon suci, kemudian dijejerkan bersama kerangka lainnya.
Bagi jenazah yang proses meninggalnya dianggap tidak wajar, disemayamkan di Sema Bantas. Lokasinya berada di tenggara desa induk Trunyan.
Baca juga: Patung Garuda Wisnu Kencana, Butuh 28 Tahun untuk Merealisasikannya