Bau harum pohon Taru Menyan juga membuat empat anak raja (disebut Dalem Solo) dari Jawa terpincut.
Dikutip dari situs resmi Desa Trunyan, terunyan.desa.id, tiga putra dan satu putri Dalem Solo itu kemudian mencari sumber bau hingga tibalah mereka di Pulau Bali.
Sesampainya di kaki selatan Gunung Batur, putri raja memutuskan tidak melanjutkan perjalanannya.
Perjalanan mencari bau harum itu hanya menyisakan tiga putra raja. Mereka menyusuri tepi Danau Batur.
Namun, dalam pengembaraan itu terdapat perselisihan yang membuat kakak tertua marah.
Dua adiknya ditendang dan ditinggalkannya.
Dalam perjalanannya yang kini seorang diri, kakak tertua berjumpa dengan seorang dewi jelita yang berada di bawah pohon Taru Menyan. Ia langsung jatuh hati padanya.
Keduanya akhirnya menikah. Tempat mereka menetap lambat laun menjadi kerajaan.
Baca juga: Sejarah Istana Tampak Siring Bali, Berdiri Atas Prakarsa Soekarno Setelah Indonesia Merdeka