Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Desa Trunyan, Harumnya Pohon Taru Menyan di Antara Jenazah yang Tak Dikuburkan

Kompas.com - 14/03/2021, 09:14 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Di kawasan Kintamani, Kabupaten Bangli, atau lebih tepatnya di tepi timur Danau Batur, terdapat sebuah desa yang disebut sebagai salah satu desa tertua di Bali.

Desa ini memiliki tata cara pemakaman jenazah yang berbeda dari masyarakat Bali pada umumnya.

Ya, ini adalah Desa Trunyan.

Jenazah warga desa yang meninggal tidak melalui ritual ngaben atau dikremasi, melainkan dibawa ke sebuah tempat lalu diletakkan dan dibiarkan terurai secara alami.

Prosesi ini dinamakan mepasah atau kubur angin. Model pemakaman ini telah dilakukan secara turun-temurun.

Namun, tidak semua jenazah bisa di-mepasah-kan.

Dikutip dari Indonesia.go.id, mereka yang di-mepasah-kan adalah orang-orang yang meninggal secara normal, misalnya menderita sakit ataupun lanjut usia.

Kategori jenazah yang di-mepasah-kan yaitu orang-orang yang telah berumah tangga, bujangan (teruna), gadis (debungan), dan anak kecil yang giginya susunya telah tanggal (mekutus).

Sedangkan bagi mereka yang meninggal dengan cara-cara yang dianggap tidak wajar, contohnya korban pembunuhan, bunuh diri; maupun orang-orang yang jasadnya tidak sempurna – mungkin karena suatu penyakit atau kecelakaan, dimakamkan dengan cara dikebumikan.

Baca juga: Menelisik Pemakaman Unik di Desa Trunyan

 

Tiga area permakaman

Pemakaman di Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.KOMPAS/RIZA FATHONI Pemakaman di Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.

Ada tiga area permakaman yang lokasinya terpisah.

Yang pertama adalah Sema Wayah. Area permakaman yang berada di utara desa induk Trunyan ini adalah tempat bagi jasad yang meninggal secara wajar.

Mereka dimakamkan secara mepasah.

Jenazah-jenazah tersebut dibaringkan dalam sebuah tempat berbentuk segitiga yang terbuat dari rangkaian bambu.

Fungsi “sangkar” bambu ini untuk melindungi jasad agar terhindar dari binatang.

Di Sema Wayah hanya terdapat tujuh “sangkar”. Jika ada yang meninggal, tetapi tempat pembaringannya sudah penuh, maka jenazah yang paling lama akan dipindah.

Sebelum jenazah lama dipindah, warga akan melakukan sembahyang untuk memohon izin.

Barulah tulang belulang itu diletakkan di sebuah tempat di bawah pohon suci, kemudian dijejerkan bersama kerangka lainnya.

Bagi jenazah yang proses meninggalnya dianggap tidak wajar, disemayamkan di Sema Bantas. Lokasinya berada di tenggara desa induk Trunyan.

Baca juga: Patung Garuda Wisnu Kencana, Butuh 28 Tahun untuk Merealisasikannya

Sedangkan di Sema Nguda menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi orang-orang yang belum menikah dan anak-anak meketus. Mereka dimakamkan secara mepasah.

Di sini juga terdapat area permakaman bagi bayi yang belum memasuki tahap meketus. Namun, jenazah mereka dikuburkan.

Sema Nguda berada di antara Sema Wayah dan desa induk Trunyan.

Meski jenazah-jenazah yang di-mepasah-kan hanya dibaringkan begitu saja, tetapi tidak tercium bau tak sedap di area permakaman tersebut.

Konon, ini karena adanya pohon Taru Menyan yang tumbuh besar di tempat itu.

Pohon yang menguarkan bau menyan itu diyakini mampu menghilangkan bau tak mengenakkan.

Asal-usul Desa Trunyan

Gerbang desa di Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.KOMPAS/RIZA FATHONI Gerbang desa di Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.

Banyak orang menuturkan keberadaan pohon Taru Menyan itulah yang menjadi cikal-bakal Desa Trunyan.

Dilansir dari Indonesia.go.id, sebuah legenda mengatakan ada seorang dewi yang turun dari langit karena terpikat oleh bau harum pohon Taru Menyan.

Di bumi, dia mencari sumber bau harum tersebut. Lalu didapatilah pohon Taru Menyan itu.

Singkat cerita, dewi tersebut kemudian menjadi penguasa Danau Batur bernama Ratu Pingit Dalam Dasar.

Baca juga: Mata Air yang Tak Pernah Surut di Pintu Gerbang GWK Bali

Bau harum pohon Taru Menyan juga membuat empat anak raja (disebut Dalem Solo) dari Jawa terpincut.

Dikutip dari situs resmi Desa Trunyan, terunyan.desa.id, tiga putra dan satu putri Dalem Solo itu kemudian mencari sumber bau hingga tibalah mereka di Pulau Bali.

Sesampainya di kaki selatan Gunung Batur, putri raja memutuskan tidak melanjutkan perjalanannya.

Perjalanan mencari bau harum itu hanya menyisakan tiga putra raja. Mereka menyusuri tepi Danau Batur.

Namun, dalam pengembaraan itu terdapat perselisihan yang membuat kakak tertua marah.

Dua adiknya ditendang dan ditinggalkannya.

Dalam perjalanannya yang kini seorang diri, kakak tertua berjumpa dengan seorang dewi jelita yang berada di bawah pohon Taru Menyan. Ia langsung jatuh hati padanya.

Keduanya akhirnya menikah. Tempat mereka menetap lambat laun menjadi kerajaan.

Baca juga: Sejarah Istana Tampak Siring Bali, Berdiri Atas Prakarsa Soekarno Setelah Indonesia Merdeka

Namun, bau harum pohon Taru Menyan membuat permaisuri menjadi waswas.

Ia khawatir bau wangi tersebut dapat memikat orang luar yang berujung penyerangan terhadap kerajaannya.

Sang permaisuri kemudian memerintahkan agar jenazah-jenazah orang Trunyan tidak lagi dikebumikan, melainkan dibiarkan membusuk di bawah udara terbuka.

Baca juga: Tradisi Upacara Kematian nan Unik di Desa Terunyan

Hal tersebut ternyata manjur. Tidak ada lagi bau harum yang menguar ke segala penjuru.

Wangi itu hanya bisa tercium ketika berada di sekitar area permakaman, dan bahkan harumnya Taru Menyan membuat jenazah penduduk Trunyan tidak mengeluarkan bau tidak sedap.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Denpasar
Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Denpasar
Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Denpasar
Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Denpasar
Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Denpasar
Bayar Makan Semaunya dan 'Overstay' di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Bayar Makan Semaunya dan "Overstay" di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
'Baby Sitter' di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

"Baby Sitter" di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

Denpasar
Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Denpasar
Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Perwira TNI yang Dilaporkan Selingkuh Dinonaktifkan

Perwira TNI yang Dilaporkan Selingkuh Dinonaktifkan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com