KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berkunjung ke Puri Saren Agung, Ubud, Kabupaten Gianyar, pada Selasa (16/3/2021).
Ia meninjau vaksinasi massal Covid-19 yang menyasar para pelaku industri pariwisata, pimpinan umat beragama, perwakilan budayawan, perwakilan pemuda, serta masyarakat setempat.
Selain itu, Jokowi mengatakan, ada tiga zona hijau yang dipersiapkan untuk dibuka penuh untuk wisatawan yang berunjung ke Pulau Dewata.
Tiga wilayah tersebut adalah Ubud, Sanur, dan Nusa Dua.
“Saya lihat di Provinsi Bali ini kita ingin konsentrasi di tiga zona hijau yang telah ditetapkan, yaitu di Ubud, kemudian di Sanur, yang ketiga di Nusa Dua," kata Presiden.
Baca juga: Mudik hingga Rencana Pembukaan Pariwisata Bali, Kabar Baik yang Bikin Waswas
Dikutip dari gianyarkab.go.id, Puri Agung Gianyar ada sejak 19 April 1771. Puri tersebut dibangun oleh Raja Ida Anak Agung Gianyar I, Ida Dewata Manggis Sakti.
Saat itu Gianyar dipilih menjadi nama sebuah keraton.
Di wilayah Gianyar ditemukan artefak, relief yang menggambarkan kehidupan candi-candi atau goa-goa di tebung sungai (tukad) Pakerisan yang diperkirakan ada sejak 2.000 tahun yang lalu.
Baca juga: Jokowi Sebut Akan Ada 3 Zona Hijau di Bali yakni Ubud, Sanur, dan Nusa Dua
Sejak berdirinya Puri Agung Gianyar 19 April 1771, Ubud menjadi ibu kota pusat pemerintah dan menjadi kerajaan yang berdaulat. Kerajaan tersebut ikut mengisi lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Bali.
Saat itu ada sembilan kerajaan di Bali, yakni Klungkung, Karangasem, Buleleng, Mengwi, Bangli, Payangan, Badung, Tabanan, dan Gianyar.
Di bawah kepemimpinan Tjokorde Gede Raka Sukawati, Ubud kemudian dikenal sebagai sub-kabupaten dan kemudian pada tahun 1981 menjadi sebuah kecamatan yang mengambil alih administrasi 13 lingkungan dan 7 desa tradisional.
Kabupaten Ubud saat ini mencakup semua wilayah dalam batas-batas Tegallalang, Peliatan, Mas, dan Kedewatan.
Baca juga: Mengunjungi Ubud, Desa Wisata yang Akan Disambangi Raja Salman
Tjokorde Gede Raka Sukawati mahir berbahasa Inggris dan Belanda. Sementara kakak laki-lakinya mengambil inisiatif untuk menyambut komposer artis terkenal Walter Spies ke Ubud untuk tinggal dan bekerja.
Tak lama kemudian Ubud menjadi tujuan para seniman. Sebut saja Rudolf Bonnet dan Willem Hofker yang tiba untuk menghadirkan seni lukis modern.
Baca juga: Masuk Dalam 25 Kota Terbaik Dunia, Apa Daya Tarik Ubud?
Ketika kabar tentang Ubud dan keindahannya yang memesona menyebar, desa kemudian menjadi tuan rumah bagi lingkaran wajah-wajah terkenal, seperti Noël Coward, Charlie Chaplin, HG Wells, dan antropolog terkenal Margaret Mead.
Hal tersebut juga diceritakan oleh Tjokorda Gde Putra AA Sukawati, keturunan keenam Raja Ubud Bali, kepada Kompas.com, Minggu (5/3/2017).
Ia mengatakan, Desa Ubud mulai membuka diri dengan perkembangan dunia luar dan banyak menerima kunjungan tamu dari luar negeri sejak tahun 1927.