KOMPAS.com - Seorang ibu dan anaknya mengaku telah diusir oleh seorang satpam sebuah hotel di dekat Pantai Sanur, Denpasar.
Sontak pengusiran itu membuat ibu bernama Mirah Sugandhi (29) tersebut marah dan keheranan.
Sebab pantai tersebut merupakan tempat publik.
Bahkan, Mirah mengaku sejak kecil sering bermain di situ karena dia tinggal di Sanur.
"Saya asli Sanur, dari kecil main-main di pantai, tidak ada yang melarang olahraga di sana nyari kerang. Tiba-tiba digituin. Saya balik ke masa lalu saya, ipidan adi sing ada kene-kene nah, jani adi serem dini (dulu kok tidak ada begini, sekarang kok serem)," kata Mirah dilansir dari Tribun Bali, Rabu (24/3/2021).
Baca juga: Pemilik Hotel Sebut Pengusiran Seorang Wanita oleh Sekuriti Miskomunikasi, Akui Pantai Milik Publik
Dalam video di akun Instagram @mirahsugandhi, Mirah mengeluh karena diusir oleh satpam sebuah hotel.
Saat dihubungi, Mirah menceritakan bahwa kejadian itu berlangsung pada Selasa (23/3/2021) sore.
Saat itu, dirinya sedang duduk bersama anaknya dan bermain pasir di bibir pantai yang kebetulan berada di depan hotel.
Baca juga: Heboh Warga Diusir Sekuriti Hotel dari Pantai Sanur, Ini Kata Dispar Bali
Mirah menceritakan tiba-tiba satpam mendatanginya dan menanyakan apakah dirinya tamu hotel tersebut.
“Saya duduk-duduk di depan hotel mereka, duduk dekat air pantai, jauh dari kursi mereka. Ada satpam tiba-tiba datang nanya gini, ‘dari mana?’ Saya dari Sanur, kenapa, Pak?” kata Mirah.
“Satpam itu bertanya lagi, ‘tamu di sini?’ Saya jawab, ‘bukan pak, kenapa memangnya kalau saya bukan tamu di sini?’ Terus dia jawab, ‘jangan duduk di sini di sana di pantai sebelah saja duduk’,” ucapnya.
Pertanyaan itu membuat Mirah merasa bahwa lokasi tempatnya duduk seakan "private beach" bagi tamu hotel.
“Saya duduk di batu-batunya itu, saya lihat ada tamu di sana, yang mungkin tamunya. Itu duduk-duduk di sana, renang di sana nggak diapain sama satpamnya. Saya kan jadi berpikir, kok mereka bisa renang, sementara saya cuma duduk main pasir sama anak saya diusir,” kata perempuan asli Sanur yang menikah ke Buleleng ini.
Baca juga: Video Viral Warga dan Anaknya Diusir Sekuriti Hotel, Dispar: Tak Ada Pantai Privat di Denpasar
Mereka sempat adu mulut hingga membuat anak Mirah ketakutan.
“Anak saya takut dan lari cari bapaknya. Bapaknya lagi mancing dan anak saya lari bilang, ‘bapak, bapak’. Saya tidak sempat merekam karena saya menyusul anak saya, takutnya jatuh. Kalau saya sendiri saya bisa rekam,” katanya.
Meski datang bersama suami, Mirah sengaja menceritakan kejadian itu setelah pulang.
“Saya takut kalau dibilang di pantai bisa ribut besar, saya tidak mau mengganggu aktivitas tamu di sana,” tuturnya.
Baca juga: Kami Menolak Kedatangan Orang Luar, Apalagi Tujuannya Mencari Emas ke Desa Tamilow
Di sisi lain, Kepala Dinas Pariwisata Denpasar Dezire Mulyani mengaku sudah mendengar kasus tersebut.
Namun, pihaknya masih akan mengecek informasi itu.
Meski demikian, Dezire menegaskan bahwa tidak ada pantai privat.
"Seharusnya tidak bisa terjadi seperti itu, mungkin kami akan mendekati hotelnya apa benar terjadi seperti itu. Pantai kan milik umum, bukan milik hotel, itu sudah jelas. Jadi tidak boleh seharusnya terjadi seperti itu," kata dia.
Baca juga: TNI Bubarkan Hajatan dengan Kasar dan Membentak-bentak, Dandim: Faktor Capek
Menanggapi insiden itu, pihak hotel pun memberikan klarifikasi.
Pihak Puri Santrian, Sanur, Denpasar mengatakan, kejadian itu adalah miskomunikasi.
Pemilik Puri Santrian yang juga merupakan Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, IB Gede Sidharta Putra mengatakan tak ada private beach di Sanur.
“Semua beach milik publik, sehingga kegiatan masyarakat berwisata, mencari ikan, upacara adat, tidak boleh ada pelarangan dari hotel,” katanya dikutip dari Tribun Bali, Rabu (24/3/2021).
“Saya pikir ini miskomunikasi dan kami tidak pernah melarang masyarakat, apalagi masyarakat Sanur,” kata Sidartha menambahkan.
Kasus ini merupakan kasus pertama dan akan dijadikan pelajaran berharga bagi pihak hotel.
“Ini kasus pertama dan menjadi pembelajaran buat semua pihak termasuk kami bagaimana men-training staf kami. Walaupun niatannya baik, namun penyampaiannya harus tepat sehingga tidak terjadi miskomunikasi seperti ini,” katanya.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor : Robertus Belarminus), Tribun Bali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.