Kendati semua masuk kategori OTG, Satgas Covid-19 Bali tetap mengantisipasi dengan menyiapkan RS rujukan Covid-19 jika sewaktu-waktu ada pemain yang perlu mendapat perawatan lanjutan.
"Pemain yang positif (Covid-19 berdasarkan antigen) harus kembali ke hotel tempat mereka menginap, atau diserahkan ke panitia liga, dan panitia liga membawa ke satu tempat untuk memudahkan pengawasan, dan nanti akan ada treatment lanjutan," kata dia.
"Karena kalau baru positif antigen itu belum masuk di data nasional. tapi nanti akan dilakukan swab PCR, baru setelah dari PCR itu positif, itu baru clear dinyatakan poisitif Covid-19," lanjut Rentin.
Baca juga: Alasan Pemusatan Latihan Timnas Indonesia Jelang Piala AFF U23 2022 Dialihkan ke Bali
Rentin mengatakan, badai Covid-19 di Liga 1 tak hanya terjadi pada pemain dan official klub.
Petugas yang ikut berjaga seperti aparat kepolisian juga diketahui terkonfirmasi positif Covid-19.
Satgas Covid-19 Bali kemudian melakukan tracing terhadap sejumlah pihak yang bersentuhan langsung dengan gelaran Liga 1.
Mereka yang diketahui pernah kontak erat langsung menjalani tes antigen untuk mencegah penyebaran kian meluas.
Baca juga: Soal Sampah Bungkus Alat Tes Cepat Antigen di Selat Bali, Ini Hasil Pemeriksaan Polisi
Kendati tak merinci jumlah pasti brapa orang positif Covid-19, Rentin mengimbau klub-klub Liga 1 untuk meningkatkan protokol kesehatan.
Apalagi, kasus Covid-19 di Bali saat ini tengah meningkat.
"Sejauh ini sebenarnya Liga 1 sudah sangat ketat untuk melakukan prptokol kesehatan. dan mereka bubble juga. Jadi selama berada di Bali mereka berinteraksi hanya di dua tempat, hotel tempat mereka nginep dan Stadion," kata dia.
Ia pun meminta pemain Liga satu mematuhi sistem bubble yang dimaksud. Dengan begitu, penularan Covid-19 bisa terus ditekan.
"Karena di perizinan dan rekomendasi yang dikelurkan oleh satgas, tegas mengatakan, bubble sistem yang kita izinkan untuk mereka terapkan adalah dengan pola seperti itu, mereka tidak boleh berinteraksi dengan area publik, tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat, mereak hanya melakukan di dua tempat dengan buble sistem," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.