BALI, KOMPAS.com - Seniman berkebangsaan Rusia, Pokras Lampas, berkesempatan menorehkan kaligrafi terbesar di Indonesia.
Kaligrafi bertemakan perdamaian itu dilukis di atap vila di Bali seluas 980 meter milik pebisnis properti asal Ukraina, Alex Stefan.
"Karya yang bertajuk World United ini dibuat dalam lima bahasa yakni Rusia, Ukraina, Inggris, Indonesia, dan Tiongkok," kata Pokras dalam keterangannya, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Kesulitan Tarik Uang Imbas Sanksi Perang Ukraina, WN Rusia di Bali Buka Rekening Bank di Indonesia
Pokras menjelaskan, karya bertemakan perdamaian tersebut dinilai cocok untuk ditorehkan di tengah situasi dunia yang sedang tidak menentu, terutama karena ketegangan militer antara Rusia dan Ukraina.
Bali secara khusus dipilih karena letaknya yang strategis sebagai tempat berkumpul berbagai orang dari mancanegara, mulai dari wisatawan, insan kreatif, dan pebisnis.
“Di manapun kita berada, perlu diingat bahwa dunia ini satu meskipun kita berasal dari negara dengan budaya yang berbeda-beda," kata dia.
"Saya melukis “МИР ЕДИН” (Mir Yedin) yang berarti World United atau Dunia Bersatu dalam lima bahasa agar semua orang yang melihatnya bisa membawa makna dari kata-kata ini ke dalam hati," lanjutnya.
Prokas sengaja melukis di atas atap properti Alex Villas yang lokasinya strategis. Dengan begitu, orang-orang yang berkunjung ke Kecamatan Kuta Utara bisa melihat karya seni itu dari berbagai sisi.
Baca juga: Pura-pura Jadi Teknisi, 5 Pria di Bali Curi Kabel Jaringan Telkom
Sementara itu, pebisnis properti asal Ukraina, Alex Stefan mengaku senang tempatnya bisa dijadikan tempat karya seni buatan Pokras Lampas.
"Saya sangat senang karena kami memang membangun vila yang aksitekturnya selaras dengan alam. Akan sangat baik jika dengan karya ini, bangunan kami juga bisa selaras dengan manusia dari berbagai budaya," tuturnya.
“Saya datang ke Bali dari Ukraina enam tahun lalu. Karya Dunia Bersatu ini bernafaskan toleransi, persahabatan, dan penghormatan satu sama lain," lanjutnya.
Alex menegaskan, sebagai pebisnis asal Ukraina, dirinya tidak menginginkan perang. Ia pun berharap, ketegangan antara Rusia dan Ukraina segera berakhir.
“Kami tidak menginginkan perang. Kami ingin membangun masa depan bersama-sama. Kami mau perdamaian di seluruh dunia," pungkasnya.
Baca juga: Ada 43 Penerbangan Tambahan Selama MotoGP Mandalika, Mayoritas dari Jakarta-Bali
Lukisan kaligrafi bertemakan perdamaian itu juga diapresiasi Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Yuana Rochma Astuti.
Menurutnya, lukisan tersebut sangat sarat dengan makna di tengah situasi dunia yang sedang tegang.
Dirinya mengaku bersyukur Bali menjadi tempat yang dipilih untuk melukiskan kaligrafi perdamaian ini, mengingat citra Bali sebagai tempat yang penuh kedamaian.
“Indonesia, dan khususnya Bali, tentu sangat mendukung upaya perdamaian yang saat ini sedang diusahakan berbagai pihak. Karena itu, kami sangat mengapresiasi bentuk seni ini sebagai perwujudan dari keinginan rakyat dari seluruh dunia akan perdamaian," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.