Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Lumpy Skin Disease, Dinas Pertanian Perketat Pengecekan Sapi di Pintu Keluar Masuk Bali

Kompas.com - 11/03/2022, 17:13 WIB
Ach Fawaidi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali memperketat lalu lintas hewan khususnya sapi di pintu masuk dan keluar Bali.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ketut Lihadnyana mengatakan, langkah itu diambil sebagai pencegahan adanya penyakit sapi lumpy skin disease yang saat ini merebak di Indragiri, Riau dan telah menyerang 242 ekor sapi.

"Meskipun di sana (Riau) belum ada wabah pun kita di Bali sudah sangat ketat pengawasannya terutama lalu lintas peternakan. Tidak hanya sapi, semua (hewan) kita (awasi) sangat ketat," kata Lihadnyana saat dihubungi, Jumat (11/3/2022).

Baca juga: Walhi Bali Kritik Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi: Dipaksakan dan Tak Taat Hukum

Lihadnyana menyebut, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk mengawasi setiap pintu masuk Bali yang menjadi lalu lintas hewan keluar atau yang akan masuk ke Bali.

Berdasarkan pengawasan sementara, belum ditemukan sapi yang memiliki riwayat penyakit kulit benjol seperti gejala pada lumpy skin disease.

Selain itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali juga telah rutin mengecek sejumlah peternakan sapi yang ada di Bali.

Hasilnya pun, masih nihil ditemukan wabah tersebut.

"Kita di Bali sendiri mengecek langsung apakah sudah masuk gejala-gejala itu (lumpy skin disease) di Bali atau tidak. Sampai sejauh ini sih belum, oleh karana itu belum maka jangan sampai wabah ini masuk ke Bali," tuturnya.

Baca juga: Sejak Februari, 242 Ekor Sapi di Riau Ditemukan Terkena Penyakit Lumpy Skin Disease

Lihadnyana tak ingin sapi-sapi Bali terjangkit wabah tersebut. Sebab, selama ini, sekitar 60.000 ekor sapi diekspor ke sejumlah daerah di luar Bali selama satu tahun.

Ia pun meminta masyarakat yang memiliki sapi untuk melapor apabila ada gejala seperti kulit benjol pada sapi dan kerbau.

Laporan itu bisa disampaikan ke Dinas Pertanian kabupaten dan kota hingga Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali.

"Kepada masyarakat kalau ada gejala seperti untuk segera melapor," pungkasnya.

Tentang lumpy skin disease

Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. drh. Wasito, Ph.D menyebutkan, lumpy skin disease atau penyakit kulit benjol pada sapi dan kerbau tidak menular ke manusia.

Namun, daging sapi yang terinfeksi virus Capripoxvirus dan menyebabkan lumpy skin disease, tidak layak untuk dikonsumsi.

"Tidak bersifat zoonosis (penularan penyakit dari hewan ke manusia). Penularan terjadi terutama pada sapi lain dan kerbau," ujar Wasito dalam keterangan tertulis Humas UGM, Rabu (9/3/2022) dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Kesulitan Tarik Uang Imbas Sanksi Perang Ukraina, WN Rusia di Bali Buka Rekening Bank di Indonesia

Wasito menyampaikan pemilik peternakan sapi dan kerbau yang mendapati ternaknya terinfeksi LSD agar mendisinfeksi kandang.

Kemudian sapi yang sudah terinfeksi, disarankan untuk dipisahkan dengan yang lainnya atau diisolasi.

"Sapi yang sakit segera di-stamping out dan sapi tersebut dagingnya tidak layak untuk konsumsi," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Cabuli Anak, Pria di Bali Dilaporkan Istri ke Polisi

Denpasar
Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Satpol PP Sidak Warung Masakan Daging Anjing di Buleleng, Pemilik Disanksi Pidana

Denpasar
WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

WN Jerman Aniaya Karyawan Vila di Bali karena Ditagih Uang Tunggakan

Denpasar
Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Sopir Bus yang Tabrak WN Belarus sampai Tewas Ditetapkan Tersangka

Denpasar
2 WNA di Bali Aniaya Pecalang, Tak Terima Ditegur untuk Kecilkan Suara Musik

2 WNA di Bali Aniaya Pecalang, Tak Terima Ditegur untuk Kecilkan Suara Musik

Denpasar
Oknum Perwira TNI di Bali Terseret 3 Kasus yaitu Perselingkuhan dan KDRT, Ditahan karena Perzinaan

Oknum Perwira TNI di Bali Terseret 3 Kasus yaitu Perselingkuhan dan KDRT, Ditahan karena Perzinaan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Kesal Hampir Diserempet, 2 Pria di Bali Aniaya Pelajar

Kesal Hampir Diserempet, 2 Pria di Bali Aniaya Pelajar

Denpasar
Ditabrak Bus di Bali, Turis Wanita Asal Belarus Tewas

Ditabrak Bus di Bali, Turis Wanita Asal Belarus Tewas

Denpasar
Perwira TNI di Bali yang Dilaporkan Istri Selingkuh Ditahan

Perwira TNI di Bali yang Dilaporkan Istri Selingkuh Ditahan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Denpasar
Viral Video Pria WNA di Bali Curi BBM dari Sepeda Motor yang Terparkir

Viral Video Pria WNA di Bali Curi BBM dari Sepeda Motor yang Terparkir

Denpasar
4 Penyerang Kantor Satpol PP Denpasar Divonis 2 Tahun Penjara

4 Penyerang Kantor Satpol PP Denpasar Divonis 2 Tahun Penjara

Denpasar
WNA Aniaya Sopir Taksi di Kuta Bali, Videonya Viral

WNA Aniaya Sopir Taksi di Kuta Bali, Videonya Viral

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com