Setelah itu, dia diperkerjakan di pabrik masker. Di sana Septiana hanya mampu bertahan selama satu hari karena waktu kerja yang cukup lama dan makin melenceng dari harapannya.
"Ternyata di sana makin parah. Kita bekerja di Turki sebagai batu loncatan dan untuk melengkapi working experience (pengalaman kerja) kita tapi kok di pabrik masker," katanya.
Senasib dengan rekannya, Ketut Susena Adiputra (28) juga merasakan hal yang sama. Selama berada di Turki, ia berapa kali pindah kerja karena ditempatkan di pekerjaan yang tidak sesuai keahliannya dan diupah tak wajar.
"Saya dua minggu kerja di restoran, dapat gaji cuma 290 TL (Turki Lira) kalau dirupiahkan jadi Rp 290.000. Lalu, sama dia (Septiana) kerja di pabrik masker dari jam delapan pagi sampai jam delapan malam, kerjanya berdiri terus, diupah harian 120 TL tapi enggak dikasi makan, kami enggak dikasi gaji karena langsung resign," katanya.
Setelah keluar dari dua tempat kerja itu, Susena pun berusaha sendiri mencari pekerjaan. Ia pun diterima sebagai tukang massage (pijat) di sebuah hotel.
Pekerjaan itu hanya bertahan dua minggu karena pihak hotel tidak mau mengambil risiko mempekerjakan tenaga kerja asing yang tidak memiliki visa izin tinggal maupun visa kerja.
Baca juga: Polisi Akan Jemput Calon Tersangka Penipuan 29 PMI Asal Bali yang Terkatung-katung di Turki
"Karena saya nggak punya ikamet (izin tinggal) saya diberhentikan, saya diberi gaji mungkin karena dikasihani, pihak hotelnya dikasih uang lebih 1.900 TL," katanya.
Dengan gaji terakhir itu Susena menyambung hidup dalam perantauannya di Turki di tengah kondisi ketidakpastian dari perusahaan penyalur tenaga kerja yang merekrutnya.
"Selama itu (sejak bulan Januari 2022) sampai sekarang saya tidak bekerja. Selama empat bulan kami saling bantu (selama terkatung-katung di Turki), ada yang kasih sembako juga," katanya.
Selain nasib yang terkatung-katung, Susena dan 10 rekannya juga hidup dalam ketakutan karena tidak memiliki dokumen keimigrasian baik visa izin tinggal maupun visa kerja. Sedangkan, masa berlaku visa liburan mereka juga sudah habis.
"Makanya kalau kita bekerja kayak kucing-kucingan bahkan saat jalan-jalan juga kita kucing-kucingan dengan polisi," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.