DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bali I Nyoman Gede Anom menyebut, selama empat tahun terakhir, terdapat puluhan kasus wanita yang mengidap kanker serviks setiap tahunnya.
"Kalau untuk kanker serviks, pada tahun 2018 terdapat 52 kasus, 2019 ada 33 kasus, 2020 ada 63 kasus dan 2021 ada 26 kasus," katanya saat ditemui di kantornya pada Rabu (20/4/2022).
Baca juga: Seputar Vaksin Kanker Serviks yang Akan Diwajibkan dan Diberikan secara Gratis
Ia menjelaskan, jumlah ini berbeda-beda setiap tahunnya karena kanker serviks sulit diidentifikasi. Kanker serviks baru bisa terdeteksi ketika sudah berkembang ke stadium lanjut.
"Dia bisa kena awal, ini paling susah diketahui karena ini silent killer, rata-rata orang tahu kena kalau uda masuk stadium 3 atau 4, maka penting pencegahan," katanya.
Anom mengatakan, rata-rata wanita yang mengindap kanker serviks ini masih menginjak usia produktif yakni di atas 35 tahun.
Sedangkan salah satu faktor penyebab kanker serviks menyerang wanita adalah pernikahan dini karena organ tubuh belum siap untuk berhubungan seksual.
"Terjadinya kanker serviks salah satunya karena pernikahan dini, belum siapnya organ wanita untuk hal pernikahan," katanya.
Sementara salah satu langkah untuk mencegah kanker serviks ini adalah dengan melakukan vaksinasi. Namun banyak warga tidak melakukan vaksin karena harganya terlampau tinggi, yakni Rp 1 juta untuk sekali vaksin.
"(Harga vaksin) Rp 1 juta. Ini kan mahal, ini yang membuat orang salah satu jarang mau vaksin," katanya.
Oleh karena itu, Anom mengatakan, Dinkes Bali sangat menyambut baik program vaksinasi kanker serviks atau human papillomavirus (HPV) secara gratis yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan.
Program ini menyasar anak perempuan yang masih duduk di kelas 5 dan 6 sekolah dasar (SD).
Saat ini, Dinkes Bali masih mendata jumlah siswi yang akan mendapatkan vaksinasi HPV. Program ini dijadwalkan digelar pada Agustus 2022.
"Jadi untuk pelayanan vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks, yang gratis itu khusus untuk anak kelas 5 dan kelas 6 (SD) perempuan atau usia 11-12 tahun. Kita akan melaksanakannya pada Agustus," katanya.
Baca juga: Menkes: Vaksinasi Kanker Serviks Gratis Mulai Tahun ini
Anom mengatakan, setiap siswi akan menerima dua dosis vaksin HPV dengan rentang setahun. Apabila anak menerima dosis pertama pada Agustus 2022, maka dosis kedua diberikan pada Agustus 2023.
"Secara teknis untuk pemberian vaksin HPV itu diberikan dosis pertama di kelas 5 dan kelas 6. Selanjutnya tahun depan dosis kedua," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.