Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arusaji Band, Dibentuk 3 Penyintas Skizofrenia untuk Melawan Stigma Orang dengan Gangguan Kesehatan Mental

Kompas.com - 24/04/2022, 07:17 WIB
Rachmawati

Editor

Menurut pria yang akrab dipanggil "Dokter Rai", jenis musik yang bisa membantu proses penyembuhan skizofrenia sangat beragam.

“Banyak orang tidak paham. Mereka selalu mengatakan, musik yang tenang bisa lebih membantu dan sebagainya. Sebenarnya tidak demikian. Jadi, yang penting adalah musik yang mereka suka. Bagi personel Arusaji, musik yang mendayu-dayu mungkin justru membuat mereka tidak nyaman. Ternyata, musik melodic punk nyaman buat mereka,” katanya.

Baca juga: Mengenal Gejala Dini Skizofrenia, Penyakit yang Pernah Diderita Novi Amelia

Dokter Rai terlibat cukup intensif dalam pembuatan album itu.

Ia berharap, kehadiran album itu dan tur promonya bisa membantu mengedukasi masyarakat mengenai adanya cara yang lebih baik dalam menangani penderita gangguan jiwa, dan pada akhirnya bisa sepenuhnya mengakhiri praktik pemasungan.

“Stigma tentang gangguan jiwa ini muncul karena banyak orang menduga penyebabnya adalah black magic, kurang iman, kemasukan setan, atau orang salah menimba ilmu, dan sebagainya. Selama pengertian masyarakat mengenai penyebab gangguan jiwa adalah hal-hal itu, praktik pemasungan masih ada di masyarakat,” jelas Dokter Rai.

Nyoman, yang pernah dipertimbangkan keluarganya untuk dipasung, mengatakan bagi mereka yang pernah menderita gangguan jiwa praktik seperti itu sungguh tidak manusiawi.

“Anjing di Rumah Berdaya saja diperlakukan lebih manusiawi. Manusia itu derajatnya lebih mulia dari hewan, namun diperlakukan lebih buruk dari anjing,” katanya.

Baca juga: Seperti Novi Amelia, Pasien Skizofrenia Cenderung Berisiko Bunuh Diri?

Dokter Rai mengatakan, pandemi meningkatkan angka kasus gangguan jiwa.

Meski umumnya berjenis ringan seperti kecemasan atau depresi, dampaknya sangat memprihatinkan.

Ia mengatakan jumlah kasus bunuh diri di Bali meningkat dari 68 pada tahun 2020 menjadi 125 pada tahun 2021.

Semnentara itu Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty juga ikut membantu lahirnya Arusaji.

Ia mengatakan, usahanya itu tidak hanya sampai munculnya album tapi juga mendukung tur promosinya keliling Bali mulai April 2022.

Baca juga: Skizofrenia Paranoid

Ia bahkan berencana memanfaatkan sebuah balai rakyat di Tabanan, yang dimiliki Kementerian Sosial, sebagai tempat Arusaji beraksi bersama para penyandang disabilitas lain.

“Kita berusaha membuka mata masyarakat. Para penderita skizofrenia ini bisa disembuhkan, dan bisa kembali ke ‘habitat’-nya. Jadi nanti tidak akan ada lagi pemasungan atau praktik mengucilkan mereka,” tegasnya.

Untuk memopulerkan Arusaji, menurut Laxmy, Rumah Berdaya menjalin kemitraan dengan industri perbankan untuk memproduksi dupa yang menyandang nama itu. Dupa merupakan kebutuhan sembahyang umat Hindu di Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Denpasar
Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Denpasar
Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Denpasar
Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Denpasar
Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Denpasar
Bayar Makan Semaunya dan 'Overstay' di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Bayar Makan Semaunya dan "Overstay" di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
'Baby Sitter' di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

"Baby Sitter" di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

Denpasar
Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Denpasar
Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com