Menurut pria yang akrab dipanggil "Dokter Rai", jenis musik yang bisa membantu proses penyembuhan skizofrenia sangat beragam.
“Banyak orang tidak paham. Mereka selalu mengatakan, musik yang tenang bisa lebih membantu dan sebagainya. Sebenarnya tidak demikian. Jadi, yang penting adalah musik yang mereka suka. Bagi personel Arusaji, musik yang mendayu-dayu mungkin justru membuat mereka tidak nyaman. Ternyata, musik melodic punk nyaman buat mereka,” katanya.
Baca juga: Mengenal Gejala Dini Skizofrenia, Penyakit yang Pernah Diderita Novi Amelia
Dokter Rai terlibat cukup intensif dalam pembuatan album itu.
Ia berharap, kehadiran album itu dan tur promonya bisa membantu mengedukasi masyarakat mengenai adanya cara yang lebih baik dalam menangani penderita gangguan jiwa, dan pada akhirnya bisa sepenuhnya mengakhiri praktik pemasungan.
“Stigma tentang gangguan jiwa ini muncul karena banyak orang menduga penyebabnya adalah black magic, kurang iman, kemasukan setan, atau orang salah menimba ilmu, dan sebagainya. Selama pengertian masyarakat mengenai penyebab gangguan jiwa adalah hal-hal itu, praktik pemasungan masih ada di masyarakat,” jelas Dokter Rai.
Nyoman, yang pernah dipertimbangkan keluarganya untuk dipasung, mengatakan bagi mereka yang pernah menderita gangguan jiwa praktik seperti itu sungguh tidak manusiawi.
“Anjing di Rumah Berdaya saja diperlakukan lebih manusiawi. Manusia itu derajatnya lebih mulia dari hewan, namun diperlakukan lebih buruk dari anjing,” katanya.
Baca juga: Seperti Novi Amelia, Pasien Skizofrenia Cenderung Berisiko Bunuh Diri?
Dokter Rai mengatakan, pandemi meningkatkan angka kasus gangguan jiwa.
Meski umumnya berjenis ringan seperti kecemasan atau depresi, dampaknya sangat memprihatinkan.
Ia mengatakan jumlah kasus bunuh diri di Bali meningkat dari 68 pada tahun 2020 menjadi 125 pada tahun 2021.
Semnentara itu Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswaty juga ikut membantu lahirnya Arusaji.
Ia mengatakan, usahanya itu tidak hanya sampai munculnya album tapi juga mendukung tur promosinya keliling Bali mulai April 2022.
Baca juga: Skizofrenia Paranoid
Ia bahkan berencana memanfaatkan sebuah balai rakyat di Tabanan, yang dimiliki Kementerian Sosial, sebagai tempat Arusaji beraksi bersama para penyandang disabilitas lain.
“Kita berusaha membuka mata masyarakat. Para penderita skizofrenia ini bisa disembuhkan, dan bisa kembali ke ‘habitat’-nya. Jadi nanti tidak akan ada lagi pemasungan atau praktik mengucilkan mereka,” tegasnya.
Untuk memopulerkan Arusaji, menurut Laxmy, Rumah Berdaya menjalin kemitraan dengan industri perbankan untuk memproduksi dupa yang menyandang nama itu. Dupa merupakan kebutuhan sembahyang umat Hindu di Bali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.