Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Masjid Ass Syuhada di Pulau Serangan Bali, Dibangun Perantau Asal Bugis pada Abad ke-17

Kompas.com - 24/04/2022, 08:08 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Masjid Ass Syuhada di Pulau Serangan Bali, dibangun perantau asal Bugis pada abad ke-17.

Kala itu, pulau yang berada di wilayah selatan Pulau Bali itu diberikan sebagai hadiah dari Raja Cokorda Pemecutan III dari Kerajaan Badung kepada masyarakat Bugis karena membantu menaklukkan Kerajaan Mengwi pada abad ke-17.

Secara administrasi, Pulau Serangan wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar.

Atau sekitar 10 kilometer di selatan Denpasar dengan jarak tempuh 15 menit berkendara dari pusat kota melalui bypass I Gusti Ngurah Rai.

Baca juga: Asal-usul Kampung Gelgel, Desa Islam Tertua di Bali, Berasal dari 40 Prajurit Muslim dari Majapahit

Dikutip dari Indonesia.go.id, masjid yang dikenal dengan nama Masjid Kampung Bugis berada tak jauh dari pusat konservasi penyu dan Kantor Kelurahan Serangan.

Tepatnya sekitar 100 meter dari Jalan Tukad Pekaseh.

Masjid tersebut dibangun di atas lahan seluas 187 meter per segi. Sejak dibangun abad ke-17, arsitektur bangunan masjid masih dipertahankan hingga sekarang.

Seperti empat pilar penopang atap (sokoguru) yang terbuat dari kayu jati. Termasuk mimbar ceramah bertingkat dari kayu jati.

Sepintas, model mimbar mirip dengan masjid-masjid yang ada di Sulawesi Selatan. Tak hanya itu, langit-langit masjid juga asli terbuat dari kayu jati.

Baca juga: Keunikan Masjid 99 Kubah Makassar, Ciri-ciri dan Arsitektur

Menparekraf harapkan Kura-kura Bali di Pulau Serangan jadi destinasi unggulanDok. Kemenparekraf Menparekraf harapkan Kura-kura Bali di Pulau Serangan jadi destinasi unggulan
Tepat di seberang masjid, terdapat rumah panggung Bugis satu-satunya yang masih bertahan. Diperkirakan rumah tersebut berusia sekitar 200 tahun.

Keunikan lain dari masjid tersebut adalah terdapat peninggalan Al Quran yang berusia 200 tahun. Lembaran Al Quran tersebut terbuat dari daun serta dilapisi penutup dari kulit sapi.

Menurut Bachtiar, salah satu pengurus masjid, Alquran tersebut sudah lapuk dan tetap dirawat sebagai sebuah peninggalan budaya masa lampau serta disimpan di rumah warga.

Sementara itu dikutip dari Dunia Masjid, diyakini Masjid Asy Syuhada sebagai rumah ibadah umat Muslim tertua kedua di Bali setelah Masjid Nurul Huda di Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung yang dibangun pada abad 14.

Baca juga: Pengamanan Mudik Lebaran di Bangka Belitung Tersebar di 385 Lokasi, Mulai dari Masjid hingga Pelabuhan

Ide pembangunan Masjid Asy Syuhada datang dari Syekh Haji Mukmin bin Hasanuddin atau Puak Matoa, ulama asal Ujungpandang yang bermukim di Serangan.

Ia menggerakkan masyarakat Muslim, para pendatang dari Bugis untuk membangun rumah ibadah yang berada di tengah lingkungan permukiman mereka.

Kehadiran kampung Muslim ini tak lepas dari peran Raja Cokorda Ngurah Sakti atau dikenal sebagai Raja Cokorda Pemecutan III dari Kerajaan Badung

Raja Cokorda Pemecutan III memberikan hadiah lahan seluas 5.000 meter persegi bagi masyarakat Bugis untuk ditinggali di Serangan.

Baca juga: Jelang Mudik, Vaksinasi Booster Tasikmalaya Dikebut, Digelar Setiap Hari di Masjid Agung Usai Shalat Tarawih

Kado itu dipersembahkan karena masyarakat Bugis yang dikenal setia, telah membantu prajurit Kerajaan Badung saat menaklukkan Kerajaan Mengwi, abad 17.

Kerukunan yang telah terjalin sejak abad 17 itu tetap berlanjut hingga hari ini.

Ketua Takmir Masjid Kampung Bugis Syukur menjelaskan kalau umat Muslim dan Hindu di Serangan hidup saling menghormati.

Kedua umat beragama kerap menunjukkan sikap toleransinya terutama saat acara-acara keagamaan atau ketika ada aktivitas bersama-sama.

Selain Masjid Asy Syuhada, di Serangan juga terdapat Pura Sakenan yang dibangun sejak abad 10 atau sekitar 1005 Masehi oleh Mpu Kuturan dari Kerajaan Kediri, Jawa Timur.

Kedua bangunan itu telah masuk sebagai cagar budaya daerah.

Baca juga: Takbir Keliling di Bangka Belitung Dilarang, Warga Diimbau Takbiran di Masjid

 

Pulau Reklamasi

Warga menampilkan atraksi saat perayaan Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan di Pulau Serangan, Bali, Sabtu (26/9/2020). Hari Raya Kuningan yang digelar beberapa hari setelah Galungan ini dimaksudkan untuk merayakan saat Dewa-dewa dan leluhur kembali ke surga setelah bertemu keturunannya.AFP/SONNY TUMBELAKA Warga menampilkan atraksi saat perayaan Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan di Pulau Serangan, Bali, Sabtu (26/9/2020). Hari Raya Kuningan yang digelar beberapa hari setelah Galungan ini dimaksudkan untuk merayakan saat Dewa-dewa dan leluhur kembali ke surga setelah bertemu keturunannya.
Pulau Serangan semula luasnya hanya 111 ha dan membesar menjadi 481 ha lewat proses reklamasi pada 1995.

Reklamasi awalnya dilakukan untuk tujuan komersial dan terhenti pada 1998 karena krisis ekonomi. Proses reklamasi saat itu baru berjalan 60 persen.

Sebuah jembatan sepanjang sekitar 100 meter dibangun untuk menyambungkan Serangan dan Bali lewat ruas Bypass Ngurah Rai.

Pulau mungil berpenduduk hampir 9.000 jiwa itu dikenal juga sebagai tujuan wisata baru di Bali karena ada beberapa spot menarik.

Misalnya wisata pantai berpasir putih, kawasan hutan mangrove yang masih terjaga kelestariannya, dan wisata bawah laut dengan terumbu karang dan koleksi ikan hias menawan.

Baca juga: Minta Sumbangan di Masjid Rokan Hulu, 2 WNA Asal Pakistan Diamankan Polisi

Ada juga objek wisata permainan air dan waterboarding yang tutup sejak pandemi.

Karena letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan kapal pesiar dan marina Benoa, Pulau Serangan acap dijadikan lokasi buang sauh sementara kapal-kapal wisata dan yatch yang umumnya milik warga asing.

Tak jarang mereka kerap singgah ke pulau ini untuk bermalam di darat atau sekadar berkeliling pulau.

Saat ini sekitar 75 persen wilayah hasil reklamasi sedang dibangun kawasan wisata terpadu seperti hotel berbintang, pelabuhan yatch, dan lapangan golf.

Hampir 70 persen penduduk mencari nafkah di sektor pariwisata, seperti menyewakan perahu wisata, pemandu wisata, dan pedagang.

Baca juga: Cerahnya Masjid Lautze di Jakarta Pusat yang Dibangun Mualaf Tionghoa

Serangan yang berasal dari kata sira dan angen yang berarti kangen dan rindu, menjadi tujuan rekreasi warga sekitar Denpasar di akhir pekan.

Apalagi di tempat ini terdapat pusat konservasi dan penangkaran penyu hijau yang dilindungi. Pulau ini juga dikenal sebagai tempat pendaratan dan bertelurnya penyu hijau dan belimbing.

Pada waktu-waktu tertentu, pengelola penangkaran mengadakan kegiatan pelepasan tukik atau anak penyu ke laut lepas yang bisa diikuti oleh masyarakat umum.

SUMBER: Indonesia.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Denpasar
Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Denpasar
Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Denpasar
Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Denpasar
Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Denpasar
Bayar Makan Semaunya dan 'Overstay' di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Bayar Makan Semaunya dan "Overstay" di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
'Baby Sitter' di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

"Baby Sitter" di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

Denpasar
Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Denpasar
Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com