Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Mekare-kare atau Perang Pandan: Definisi, Properti, dan Pelaksanaan

Kompas.com - 12/06/2022, 22:43 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Tradisi Mekare-kare atau biasa dikenal dengan Perang Pandan adalah sebuah tradisi yang dilakukan setiap tahun di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.

Menurut kepercayaan setempat, tradisi Mekare-kare atau Upacara Perang Pandan dilakukan sebagai penghormatan kepada Dewa Indra (dewa perang) juga para leluhur.

Baca juga: Menonton Perang Pandan di Desa Tenganan

Tradisi ini juga merupakan bagian dari upacara Sasih Sembah, yaitu upacara keagamaan terbesar di Desa Tenganan.

Tradisi Mekare-kare rutin dilaksanakan setiap tahun pada sasih kalima yaitu bulan kelima pada perhitungan Kalender Khusus Desa Tenganan Pegringsingan.

Baca juga: Warga Tenganan Lestarikan Tradisi Perang Pandan

Jika dilihat dalam kalender Masehi maka Tradisi Mekare-kare atau Perang Pandan akan berlangsung pada sekitar bulan Juni.

Tradisi Mekare-kare dilaksanakan selama dua hari, dengan lokasi hari pertama dihelat di Petemu Kaja dan hari kedua di depan Bale Agung.

Baca juga: Tari Kecak: Asal Usul, Sejarah, Pencipta, dan Makna

Properti Tradisi Mekare-kare atau Perang Pandan

Dua petarung perang pandan dalam tradisi Mekare-kare.Shutterstock/Amril Nuryan Dua petarung perang pandan dalam tradisi Mekare-kare.

Tradisi Mekare-kare dikenal dengan sebutan Perang Pandan karena menggunakan senjata pandan berduri sebagai properti utama.

Pandan berduri dipotong dengan ukuran sama, kemudian diikat layaknya sebuah gada yaitu senjata dalam perang.

Pelaku Perang Pandan juga akan membawa perisai dari rotan untuk melindungi diri.

Para pria yang akan mengikuti Perang Pandan hanya menggunakan sarung (kamen), selendang (saput), dan ikat kepala (udeng) tanpa baju, bertelanjang dada.

Pelaksanaan Tradisi Mekare-kare

Tradisi Mekare-kare akan dimulai yang diawali dengan upacara memohon keselamatan dan ritual saling menuangkan tuak.

Kemudian pemimpin adat di Desa Tenganan akan memberi sebagai tanda dimulainya Perang Pandan.
Aba-aba akan diberikan di antara dua orang yang akan saling menyerang dan bertahan dengan satu orang wasit sebagai penengah.

Kedua peserta akan saling menyerang menggunakan pandan dengan diiringi alunan tabuhan gamelan.

Hal ini berlangsung selama kurang lebih satu menit hingga wasit menghentikan pertandingan.

Perang Pandan berlangsung bergantian dengan peserta lain dan dilakukan secara bergilir.

Setelah Perang Pandan, hampir semua peserta akan mengalami luka di sekujur tubuhnya karena duri daun pandan.

Oleh karenanya selepas acara, tubuh peserta akan diolesi ramuan tradisional dari parutan kunyit dan lengkuas dengan ditambah minyak kelapa untuk mengobatinya.

Tidak ada dendam atau amarah selepas pertandingan karena seluruh peserta melakukannya dengan ikhlas sebagai bagian dari upacara adat.

Sumber: dapobas.kemdikbud.go.id dan disbud.karangasemkab.go.id 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Bali Antisipasi SPBU 'Nakal' Jelang Mudik Lebaran 2024

Polda Bali Antisipasi SPBU "Nakal" Jelang Mudik Lebaran 2024

Denpasar
Kronologi WNA Amerika Serikat Diduga Sekap Bocah di Bali, Bermula Bertemu di Warung

Kronologi WNA Amerika Serikat Diduga Sekap Bocah di Bali, Bermula Bertemu di Warung

Denpasar
Dendam Sering Dimanfaatkan, Pria di Bali Aniaya Teman Kerjanya

Dendam Sering Dimanfaatkan, Pria di Bali Aniaya Teman Kerjanya

Denpasar
Baru 1 Bulan Bekerja, Karyawan Vila di Bali Curi Barang Senilai Rp 22,7 Juta

Baru 1 Bulan Bekerja, Karyawan Vila di Bali Curi Barang Senilai Rp 22,7 Juta

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
WNA Amerika yang Culik Bocah 8 Tahun di Bali Jalani Tes Kejiwaan

WNA Amerika yang Culik Bocah 8 Tahun di Bali Jalani Tes Kejiwaan

Denpasar
Culik Bocah Perempuan di Bali, WN Amerika Serikat Ditangkap Polisi

Culik Bocah Perempuan di Bali, WN Amerika Serikat Ditangkap Polisi

Denpasar
WN Australia Dideportasi karena Promosikan Spa Milik Pacarnya

WN Australia Dideportasi karena Promosikan Spa Milik Pacarnya

Denpasar
Dinsos Bali Pulangkan 109 Gelandangan ke NTB dan Jatim

Dinsos Bali Pulangkan 109 Gelandangan ke NTB dan Jatim

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Bangunan Lama di Lapas Kerobokan Bali Terbakar, Kerugian Rp 200 Juta

Bangunan Lama di Lapas Kerobokan Bali Terbakar, Kerugian Rp 200 Juta

Denpasar
Tersesat Saat Turun, 4 Pendaki Gunung Sanghyang di Bali Dievakuasi SAR

Tersesat Saat Turun, 4 Pendaki Gunung Sanghyang di Bali Dievakuasi SAR

Denpasar
Mensos Risma Menangis Ceritakan Pengusaha yang Terima Pekerja Penyandang Disabilitas

Mensos Risma Menangis Ceritakan Pengusaha yang Terima Pekerja Penyandang Disabilitas

Denpasar
Kesal Kena Denda 'Overstay', WN Perancis Lecehkan Petugas Imigrasi di Bandara Bali

Kesal Kena Denda "Overstay", WN Perancis Lecehkan Petugas Imigrasi di Bandara Bali

Denpasar
Aksi 2 Turis Spanyol di Bali Tarik-Menarik Kalung dengan Penjambret dan Jatuh dari Motor

Aksi 2 Turis Spanyol di Bali Tarik-Menarik Kalung dengan Penjambret dan Jatuh dari Motor

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com