Oleh masyarakat setempat, mata air ini diyakini menjadi sumber kekuatan magis yang dapat memberi kehidupan dan kemakmuran serta menyucikan diri.
Oleh karena itu wisatawan yang berkunjung dan ingin menikmati keindahan di Pura Tirta Empul harus menghormati tempat sakral ini.
Sesuai etika yang telah turun temurun diterapkan, pengunjung yang akan melakukan tradisi Melukat di Pura Tirta Empul dianjurkan memulai melakukan aktivitas mandi atau berendam sesaat dengan tujuan menyucikan diri.
Kegiatan membasuh diri ini dilakukan di dalam kolam dari pancuran paling ujung sebelah kiri, dari total 14 pancuran yang ada.
Dikutip dari Tribun Bali, berikut adalah beberapa aturan di Pura Tirta Empul yang harus diperhatikan oleh wisatawan.
1. Pengunjung harus berpakaian adat atau memakai selendang kuning.
2. Tidak boleh memakai celana pendek
3. Rambut tidak boleh terurai saat melakukan Melukat.
4. Mandi di sini tidak boleh memakai sabun, tapal gigi, shampoo, dan sejenis lainnya.
5. Bagi para wanita pada saat melekat harus memakai baju.
6. Tidak boleh mencuci segala jenis pakaian.
7. Loker tersedia untuk penitipan barang berharga dan sarung untuk ritual (tidak diperkenankan untuk membasahi sarung dari kantor depan).
8. Jangan tinggalkan apapun dan mengganti pakaian di area ritual.
9. Tidak diperkenankan membawa segala jenis kamera ke kolam suci pada saat melakukan ritual.
10. Tidak diperbolehkan masuk bagi wanita yang sedang datang bulan/menstruasi/nifas.
Waktu terbaik untuk datang ke tempat ini adalah pagi hari saat pengunjung belum terlalu padat.
Selain itu, pengunjung bisa memilih hari-hari yang tidak terlalu ramai, seperti hari biasa atau diluar hari-hari di mana terdapat upacara keagamaan.
Sumber:
kebudayaan.kemdikbud.go.id/
denpasar.kompas.com
travel.tribunnews.com