BULELENG, KOMPAS.com - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini merebak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, berdampak pada kenaikan harga sapi.
Ketua Kelompok Ternak Simantri Nanindi, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Komang Adnya Yasa mengungkapkan, harga sapi justru meningkat di tengah merebaknya PMK.
"Menjelang Idul Adha saat ini, ada kenaikan harga sapi," kata Yasa ditemui Kamis (7/7/2022).
Baca juga: 393 Ekor Kambing Mati Mendadak, Pemkot Batam: Bukan Terpapar PMK
Dia mencontohkan, harga sapi jantan usia 8 bulan meningkat menjadi Rp 8 juta per ekor, dari sebelumnya hanya Rp 6,5 juta per ekor.
Desa Lokapaksa termasuk salah satu desa dengan zona merah PMK di Buleleng.
Yasa mengaku sempat khawatir 21 ekor sapi peliharaannya akan mati. Namun, kini dia bisa sedikit bernapas lega mengingat saat ini Dinas Pertanian telah menyuntikkan vaksin ke sapi miliknya.
"Dinas Pertanian sudah menyuntikan vaksin, dan memberikan cairan disinfektan. Jadi mudah-mudahan PMK tidak menular ke sapi-sapi saya," katanya.
"Semoga meski saat ini sedang ada PMK, penjualan tidak ada kendala. Pengepul tetap datang untuk membeli. Sapinya hanya dijual di daerah Buleleng," terangnya.
Baca juga: PMK Merebak, Pasar Hewan di Buleleng Ditutup
Sementara itu, isu PMK mulai memengaruhi para peternak di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak.
Kepala Desa Pejarakan Made Astawa mengatakan, saat ini para peternak dibuat gelisah karena harga anak sapi anjlok.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.