BADUNG, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno menyoroti sampah makanan yang menjadi jenis sampah terbesar di Indonesia.
Menurut Sandiaga, besarnya jumlah makanan yang terbuang menjadi sampah berdampak terhadap beberapa sektor, seperti ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Baca juga: Cara Mengurangi Sampah Makanan yang Menjadi Permasalahan di Indonesia
Hal tersebut mengakibatkan negara mengalami kerugian ekonomi sekitar Rp 213 triliun-Rp 551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Jokowi berusaha sekuat mungkin agar PDB naik sampai 4-5 persen, tapi kita ini ada kita buang-buang 4-5 persen," kata dia saat berbicara dalam Focus Group Discussion (FGD) Pengelolaan Food Waste Pada Industri Pariwisata di Badung, Bali, pada Kamis (7/7/2022).
Sandiaga memaparkan, berdasarkan data dari The Economist Intelligence, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sampah makanan (food loss and waste) terbesar di dunia, selain Arab Saudi dan Amerika Serikat.
Catatan tersebut juga didukung dari hasil kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan sejumlah lembaga mengenai hasil studi komprehensif terkait Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia pada 2021.
Dari kajian tersebut, ujar Sandiaga, sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak 2000 hingga 2019, mencapai 23-48 juta ton per tahun atau setara 115-184 kilogram per kapita per tahun.
"Di waktu yang sama, global harm indeks 2021, tingkat kelaparan Indonesia 2000 peringat 3, satu sisi kita membuang-buang makanan, satu lagi banyak saudara kita yang mengalami kekurangan makanan," kata dia.
Oleh karena itu, Sandiaga mendorong pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk aktif berperan dalam penanganan sampah makanan.
Baca juga: Fenomena Anak Citayam Nongkrong di Dukuh Atas, Sandiaga Tawarkan Beasiswa Bagi yang Berbakat
Hal itu penting dilakukan sebagai salah satu upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan.
“Saya juga berharap seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) di industri pariwisata, yang terdiri dari pelaku usaha pariwisata, khususnya pelaku usaha hotel, restoran dan kafe, pemerintah, akademisi, media hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk dapat berperan dalam upaya penanganan food loss and waste di Indonesia," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.