Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Peternak Buleleng Sapinya Dijual Murah karena Terinfeksi PMK: Saya Sedih

Kompas.com - 18/07/2022, 12:07 WIB
Hasan,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Salah seorang peternak di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, I Gede Adnyana mengaku sedih sapinya dipotong bersyarat karena terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).

Sebanyak 13 ekor sapi milik Adnyana yang terinfeksi PMK dipotong bersyarat, Minggu (18/7/2022) oleh tukang jagal.

Sebelumnya, dia sempat menolak karena daging sapi hasil pemotongan akan dibeli dengan harga murah.

Baca juga: Saat Jagal di Buleleng Mendatangi Kandang untuk Menyembelih Sapi Terinfeksi PMK...

"Sedih sih, tukang jagal beli dengan harga murah. Tapi demi keamanan bersama, ya saya relakan saja sapinya dipotong bersyarat," ucapnya, Mingu.

Adnyana menyebutkan, sapi miliknya bergejala PMK dibeli oleh tukang jagal seharga Rp 8 juta per ekor.

Sementara dalam kondisi normal, sapi dengan berat rata-rata 340 kilogram tersebut bisa dijual dengan harga mencapai Rp 15 juta.

Sebanyak 13 ekor sapi milik Adnyana yang terserang PMK sebagian besar merupakan sapi betina.

Dia mengaku sempat menolak intruksi pemerintah pusat untuk melakukan pemotongan bersyarat agar penyebaran tidak semakin meluas.

Baca juga: Pemerintah DIY Tetapkan Status Siaga Darurat PMK

Namun setelah menjalani mediasi bersama Satgas Penanganan PMK Buleleng pada Sabtu kemarin, Adnyana akhirnya bersedia sapinya dipotong bersyarat.

Sebab pemerintah telah berjanji akan memberikan kompensasi.

"Akhirnya saya relakan untuk dipotong bersyarat, karena pemerintah berjanji akan memberikan bantuan. Ini juga agar PMK cepat hilang," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Pejarakan Made Astawa menyampaikan, peternak di desanya sempat menolak pemotongan bersyarat.

Sebab mereka merasa dapat menyembuhkan sapi yang terinfeksi PMK dengan sejumlah perawatan.

Baca juga: Satgas PMK Purworejo Temukan Hewan Kurban Terindikasi PMK, Begini Penanganannya...

Setelah diberikan pemahaman, peternak menyepakati proses pemotongan bersyarat. Mereka juga bersedia setelah Kementerian Pertanian RI menjanjikan insentif.

“Masyarakat akan diberikan insentif dari pemerintah pusat sebesar Rp 8 juta untuk indukan sapi dan Rp 6 juta untuk anak sapi. Meskipun tidak untuk bisa menutupi modal, tapi kebaikan bersama,” ucapnya.

Kata dia, peternak di desanya sudah mulai sadar, sebab jika tidak segera ditangani mereka akan merugi lebih besar. Pasalnya, virus PMK dapat bertahan di tubuh sapi selama 2 tahun.

Selain itu, jika hewan yang terkena virus PMK tidak dilakukan pemotongan, wilayah tersebut akan masih menjadi zona PMK. Sehingga sapi sapi tidak dapat dijual keluar desa dan leternak tidak bisa mendatangkan sapi dari luar desa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perwira TNI di Bali yang Dilaporkan Istri Selingkuh Ditahan

Perwira TNI di Bali yang Dilaporkan Istri Selingkuh Ditahan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Denpasar
Viral Video Pria WNA di Bali Curi BBM dari Sepeda Motor yang Terparkir

Viral Video Pria WNA di Bali Curi BBM dari Sepeda Motor yang Terparkir

Denpasar
4 Penyerang Kantor Satpol PP Denpasar Divonis 2 Tahun Penjara

4 Penyerang Kantor Satpol PP Denpasar Divonis 2 Tahun Penjara

Denpasar
WNA Aniaya Sopir Taksi di Kuta Bali, Videonya Viral

WNA Aniaya Sopir Taksi di Kuta Bali, Videonya Viral

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Denpasar
Kelelahan Saat Berwisata di Bali, 29 Siswa Asal Bandung Dilarikan ke RS

Kelelahan Saat Berwisata di Bali, 29 Siswa Asal Bandung Dilarikan ke RS

Denpasar
6 Bulan Buron, Pelaku Perburuan Satwa Liar di Hutan Taman Nasional Bali Barat Ditangkap

6 Bulan Buron, Pelaku Perburuan Satwa Liar di Hutan Taman Nasional Bali Barat Ditangkap

Denpasar
Truk Terguling Menimpa Pemotor di Tabanan, 1 Orang Tewas

Truk Terguling Menimpa Pemotor di Tabanan, 1 Orang Tewas

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Denpasar
Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Denpasar
Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Denpasar
Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com