Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tepis Pernyataan Senator Australia soal Kotoran Sapi di Bali, Koster: Itu Bohong

Kompas.com - 08/08/2022, 11:46 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Gubernur Bali I Wayan Koster menyebut, kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bali sudah tidak ada. Bali, menurut Koster, menjadi daerah yang tercepat dalam menangani kasus PMK.

Hal itu disampaikan Koster untuk menepis pernyataan senator Australia Pauline Hanson terkait wabah PMK dan kotoran sapi di Bali.

Koster mengatakan, pernyataan senator di Negeri Kanguru itu tidak perlu ditanggapi secara serius karena Bali saat ini sudah nol kasus PMK.

Baca juga: Bebas dari Penjara, WNA Malaysia yang Terlibat Kasus Penyelundupan Sabu ke Bali Dideportasi

"Itu bohong. Dibilangnya ada PMK. PMK di Bali sudah habis," kata Koster usai menghadiri acara Group Discussion Digital Economy To Support SDGs di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin (8/8/2022).

Koster menegaskan, Bali merupakan provinsi yang paling cepat dalam menangani wabah PMK yang menyerang hewan ternak, khususnya sapi.

Baca juga: Tanggapi Senator Australia soal Kotoran Sapi, Wagub: Jangan-jangan Pauline Hanson Tidak Pernah ke Bali

"Sudah enggak ada PMK lagi. Paling cepat penuntasan PMK di Indonesia ini di Bali," kata dia.

Menurut Koster, pernyataan sapi bebas berkeliaran di Bali itu datang dari orang yang tidak melihat secara langsung kondisi di Bali dan berandai-andai dari jauh.

"Jangan-jangan dia ngomong itu tidak datang ke Bali. Ngomong dari jauh. Tunjukkan kotoran sapi di jalan," katanya.

Sebagai informasi, pernyataan Pauline Hanson ini diketahui tayang dalam sebuah konten sarkas berupa video yang dibuat oleh warga negara asing (WNA) asal Australia bernama Damian Hoo @hoointheworld.

Video tersebut menjadi perbincangan dalam negeri setelah ikut diunggah oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno lewat akun Twitter dan Instagram pribadinya @sandiuno.

Dalam video berdurasi 37 detik itu, tampak seorang pria memakai topi koboi sedang mendengar potongan pidato berapi-api sang senator yang menyebut Bali berbeda dengan negara lainnya.

Sebab, sapi bebas berkeliaran di jalan dan kotorannya bertebaran di mana-mana lalu orang-orang bebas menginjaknya. Sehingga, terbawa ke pakaian dan kembali ke negara asalnya dengan membawa kotoran sapi tersebut.

Pria koboi yang diketahui tengah berada di Bali tampak terkejut dengan pernyataan senatornya itu.

Baca juga: Sandiaga Uno Bantah Tudingan Senator Australia yang Sebut Kotoran Sapi Bertebaran di Bali

Ia kemudian mengecek kebenaran informasi itu dengan langsung mencari sapi di jalanan dan sawah tetapi tidak ditemukan.

Dalam pencariannya, ia kemudian bertanya ke warga lokal lalu diantar ke kandang sapi.

Di sana, dia seolah sedang menyindir pernyataan sang senator dengan menginjak-injak kotoran sapi sembari mengatakan akan kembali ke negaranya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Denpasar
Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Denpasar
Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Denpasar
Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Denpasar
Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Denpasar
Bayar Makan Semaunya dan 'Overstay' di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Bayar Makan Semaunya dan "Overstay" di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
'Baby Sitter' di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

"Baby Sitter" di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

Denpasar
Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Denpasar
Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com