Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2022, 20:20 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Perang Jagaraga atau yang dikenal dengan Perang Bali II adalah perang yang dilakukan Patih Jelantik bersama rakyat Buleleng melawan Belanda di Bali.

Terjadinya Perang Jagaraga karena pemerintah kolonial Hindia Belanda ingin menghapuskan hak tawan karang yang berlaku.

Tawang Karang merupakan tradisi Bali dimana kapal yang karam dan terdampar di pesisir Bali adalah hak raja setempat.

Penyebab Perang Jagaraga

Perang Jagaraga terjadi pada tahun 1848 hingga 1849.

Perang Jagaraga disebabkan oleh ketidaktaatan Raja Buleleng, I Gusti Ngurah Made Karangasem dan Maha Patih I Gusti Ketut Jelantik pada perjanjian damai atas kekalahan perang Buleleng pada tahun 1846.

Perjanjian itu ditandatangani oleh Raja Buleleng dan Raja Karangasem yang membantu Perang Buleleng.

Berikut ini isi perjanjian tersebut:

  • Kedua kerajaan harus mengakui ada di bawah kekuasaan Gubernemen dan mengakui raja  Belanda sebagai tuannya.
  • Tidak boleh membuat perjanjian dengan bangsa kulit putih lainnya.
  • Segera menghapus peraturan Tawan Karang.
  • Membayar biaya perang besar 300.000 gulden, raja Beleleng dibebankan 2/3 sedangkan raja Karangasem 1/3 yang harus dilunasi dalam kurun waktu 10 tahun.

Kronologi Perang Jagaraga

Baca juga: Perang Puputan Jagaraga dan Margarana

Setelah Perang Buleleng selesai, I Gusti Ngurah Made Karangasem, I Gusti Ketut Jelantik, pimpinan pasukan dan para prajurit  memindahkan Kerajaan Buleleng ke Desa Jagaraga.

Pilihan pemindahan Kerajaan Buleleng ke Desa Jagaraga, karena desa tersebut memiliki beberapa kelebihan.

  • Medannya berbukit, banyak jurang untuk melaksanakan serangan mendadak.
  • Jalan penghubung hanya ada satu, yakni melalui Desa Sangsit, sehingga musuh mudah diintai.
  • Jarak Jagaraga Pabean relatif pendek, sehingga mudah mengetahui pergerakan Belanda.
  • Istri dari I Gusti Ketut Jelantik berasal dari Desa Jagaraga memiliki naluri perang.

Selama di Jagaraga, I Gusti Ketut Jelantik, I Gusti Ngurah Made Karangasem (Raja Buleleng), dengan dibantu oleh Jro Jempiring sudah menyusun strategi perang dalam kurun waktu 1846-1848.

  • Menyusun benteng pertahan di sekitar Jagaraga.
  • Melatih teknik berperang untuk prajurit-prajurit Buleleng dan Jagaraga.
  • Membangkitkan semangat warga Jagaraga untuk berperang dan menggunakan rumah mereka sebagai lokasi penyimpanan logistik perang.
  • Meminta dukungan kepada raja-raja di Bali, seperti Raja Karangasem, Raja Gianyar, Raja Klungkung, Raja Mengwi, dan Raja Jembrana beserta dengan persenjataannya.
  • Strategi perang yang digunakan adalah Supit Surang Makara Wyuhana, yaitu strategi perang yang digunakan oleh Prabu Yudhistira dalam cerita Bharata Yudha.
  • Dibelakang tembok benteng menjadi pusat markas dan komando I Gusti Ketut Jelantik berdiri Pura Dalem Segara Madu Jagaraga.

Baca juga: Puputan Jagaraga (1848-1849)

Belanda tidak pernah merasalan kenyaman dan keamanan selama menguasai Buleleng. Karena, I Gusti Ketut Jelantik selalu membuat huru-hara di sekitar Buleleng dan Pabean.

Mereka merampok kapal-kapal Belanda di Pelabuhan Pabean, memboikot penjualan bahan makanan kepada serdadu Belanda, dan melanggar semua perjanjian yang disepakati pada perang Buleleng.

Perang Jagaraga Pertama

Pada tanggal 8 Juni 1848, Belanda melakukan penyerbuan melalui Pelabuhan Sangsit dengan kekuatan 22 kapal perang yang dilengkapi meriam.

Dalam aksi ini, sebanyak 250 serdadu Belanda tewas. Hal ini menandai, kekalahan Belanda pada Perang Jagaraga pertama.

Dalam aksi ini, sebanyak 250 serdadu Belanda tewas. Hal ini menandai, kekalahan Belanda.

Artileri Belanda di JagaragaJ.P. de Veer Artileri Belanda di Jagaraga

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 30 September 2023 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 30 September 2023 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Denpasar
Balita di Tabanan Bali Jatuh dari Mobil Saat Tidur, Orangtua Tahu Saat Dicegat Polisi

Balita di Tabanan Bali Jatuh dari Mobil Saat Tidur, Orangtua Tahu Saat Dicegat Polisi

Denpasar
Polisi: Lift dengan Satu Sling Tak Hanya di Ayu Terra Resort

Polisi: Lift dengan Satu Sling Tak Hanya di Ayu Terra Resort

Denpasar
Kasus Lift Jatuh di Bali, Polisi Sebut Ayu Terra Sengaja Tak Uji Kelayakan karena Okupansi Sedang Naik

Kasus Lift Jatuh di Bali, Polisi Sebut Ayu Terra Sengaja Tak Uji Kelayakan karena Okupansi Sedang Naik

Denpasar
Jadi Tersangka Lift Maut di Bali, Pemilik Ayu Terra Resort Hanya Dikenai Wajib Lapor

Jadi Tersangka Lift Maut di Bali, Pemilik Ayu Terra Resort Hanya Dikenai Wajib Lapor

Denpasar
Menyamar Jadi Siswa, Pemuda di Buleleng Curi Motor di Parkiran Sekolah

Menyamar Jadi Siswa, Pemuda di Buleleng Curi Motor di Parkiran Sekolah

Denpasar
Mantan Bendahara Desa di Buleleng Korupsi Rp 255 Juta untuk Bayar Utang Pinjol

Mantan Bendahara Desa di Buleleng Korupsi Rp 255 Juta untuk Bayar Utang Pinjol

Denpasar
3 Pria di Bali Ditangkap, Diduga Perkosa Teman Perempuan

3 Pria di Bali Ditangkap, Diduga Perkosa Teman Perempuan

Denpasar
Hiu Paus Sepanjang 7 Meter Ditemukan Mati Terdampar di Jembrana Bali

Hiu Paus Sepanjang 7 Meter Ditemukan Mati Terdampar di Jembrana Bali

Denpasar
Detik-detik Tabrakan Boat Menewaskan Wisatawan Asal Jerman di Nusa Penida Bali

Detik-detik Tabrakan Boat Menewaskan Wisatawan Asal Jerman di Nusa Penida Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 29 September 2023 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 29 September 2023 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Denpasar
Sederet Fakta Kebakaran Lereng Gunung Agung di Bali

Sederet Fakta Kebakaran Lereng Gunung Agung di Bali

Denpasar
Kebakaran Lahan di Lereng Gunung Agung Bali Meluas, Capai 30 Hektar

Kebakaran Lahan di Lereng Gunung Agung Bali Meluas, Capai 30 Hektar

Denpasar
Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 28 September 2023 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini 28 September 2023 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Denpasar
Aparat TNI Polri Bubarkan Acara HUT Satu Ormas di Bali

Aparat TNI Polri Bubarkan Acara HUT Satu Ormas di Bali

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com