KOMPAS.com - Pasola merupakan salah satu jenis ritual berupa permainan ketangkasan yang berasal dari wilayah Sumba bagian barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Umumnya masyarakat mengenal Pasola sebagai permainan adu ketangkasan pria Sumba yang dilakukan dengan saling melempar lembing dari atas kuda.
Baca juga: Lapangan Pasola Hoba Kalla di Sumba Barat, Bisa Lihat Indahnya Sunrise
Sebagai salah satu ritual unik khas Sumba, atraksi Pasola sangat menarik untuk disaksikan oleh wisatawan.
Terlebih karena Pasola hanya berlangsung sekali dalam setahun maka tak heran jika banyak wisatawan sengaja datang untuk menyaksikan ritual ini.
Baca juga: Ratusan Kuda Ramaikan Festival Pasola di Sumba Barat
Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, nama Pasola berasal dari bahasa setempat yaitu ‘sola’ atau ‘hola’ yang berarti kayu lembing.
Sebagai sebuah ritual, Pasola berasal dari ritual perang adat di mana ada dua kelompok yang saling berhadapan, saling mengejar, dan dilakukan sambil melemparkan lembing yang terbuat dari kayu ke arah lawan.
Baca juga: Ritus Adat Pasola
Adapun dilansir dari laman Kemendikbud, Pasola adalah bentuk ritual untuk menghormati Marapu, mohon pengampunan, kemakmuran, dan memohon panen yang melimpah.
Sementara dilansir dari laman Jejaring Desa Wisata Kemenparekraf, ritual Pasola menjadi salah satu simbol budaya dari pria Sumba dalam mempertahankan harga diri dan martabatnya.
Dalam ritual Pasola, nantinya dua suku besar yang berhadapan akan ditengahi oleh seorang Rato Adat.
Karena ritual ini cukup berbahaya, maka para peserta Pasola akan maju dengan gagah berani sekalipun nantinya nyawa akan menjadi taruhannya.
Sekalipun terluka atau kehilangan nyawa, sudah menjadi aturan tidak tertulis bahwa dendam tidak boleh dibawa keluar arena, dan pembalasan boleh saja namun harus menunggu Pasola berikutnya.
Adapun darah yang tumpah pada ritual Pasola dianggap menandakan keberhasilan panen dan melimpahnya berkat dari Sang Pencipta.
Percikan darah dari peserta Pasola tersebut dipercaya masyarakat setempat memiliki kekuatan magis untuk menyuburkan dan menghidupkan.
Ritual Pasola dilaksanakan sekali dalam setahun bertepatan dengan permulaan musim tanam, dan dapat berbeda-beda di tiap daerahnya.
Di Kecamatan Lamboya ritual ini dilaksanakan pada bulan Februari, sementara di Kecamatan Wanokaka dan Laboya Barat/Gaura ritual ini dilaksanakan pada bulan Maret.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.