DENPASAR, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Provinsi Bali mencatat perubahan data kasus gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) pada anak.
Berdasarkan data terbaru, Dinkes mencatat 18 kasus gagal ginjal akut pada anak hingga Sabtu (29/10/2022). Dari jumlah ini, 12 orang di antaranya meninggal dunia, lima orang sembuh dan satu orang masih dirawat.
Baca juga: 4 Anak Meninggal, Pemkot Depok Belum Berencana Bikin Satgas Penanganan Gagal Ginjal Akut
Sebelumnya, Dinkes Bali Bali melaporkan terdapat 17 kasus gangguan gagal ginjal akut di Bali.
Dari 17 kasus itu, 11 orang meninggal dan enam orang sembuh setelah dirawat di RSUP Prof Ngoerah Denpasar.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan, dari 12 orang yang meninggal itu terdiri dari 10 pasien asal Bali dan dua lainnya rujukan dari Nusa Tenggara Barat.
Namun, Anom tidak menjelaskan secara detail terkait pasien ke 12 yang meninggal tersebut. Ia hanya menyebut, pasien itu meninggal dalam perawatan di RSUP Sanglah.
"Progresnya ada satu tambahan yang meninggal. Sekarang 18 kasus 12 meninggal, lima sembuh dan satu rawat yang ini. Kemarin masih dalam perawatan. Dan ini dalam perkembangannya ada laporan meninggal tambahan," Kata Anom saat melaporkan perkembangan terbaru kasus gagal ginjal akut di Bali, Sabtu.
Anom mengatakan, pihaknya telah melaporkan tambahan kasus itu ke Kementerian Kesehatan.
"Per tiga hari lalu tapi baru dilaporkan ke Kemenkes ada tambahan satu kasus lagi di Bali. Jadi jumlahnya menjadi 18 kasus. Nanti akan dipublish dari Kemenkes untuk kasus barunya," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali IGN Sanjaya Putra mengatakan, pasien gagal ginjal akut yang baru dirawat itu merupakan anak perempuan berusia sembilan tahun.
Pasien ini masuk ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar pada Rabu (26/10/2022) dengan fungsi ginjal di bawah 15 persen.
Sanjaya menjelaskan, penyakit yang menyerang pasien ini diduga bukan karena intoksikasi atau keracunan yang disebabkan mengkonsumsi obat sirup berbahan zat kimia berbahaya.
Dugaan itu berdasarkan hasil pemeriksaan dan wawancara dengan keluarga dari pasien. Di mana, pasien tercatat mengkonsumsi obat sirup sekitar satu bulan lalu.
"Jadi gagal ginjal akut progresif atipikal, atipikal artinya tidak tipikal. Kalau gangguan ginjal tipikal misalnya enggak minum lalu dehidrasi lalu gagal ginjal disebut gagal ginjal prerenal. Kerusakan ginjal ada orang kencing manis terjadi komplikasi mikro. Itu di ginjal sendiri kerusakan di renal. Kalau ada batu di ginjal pos renal. Itu yang tipikal. Yang atipikal ini ternyata dari tiga itu enggak ada. Itu bukan intoksikasi," kata dia.
Ia menduga pasien anak ini anak terserang multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) yang biasa menyerang anak usai sembuh dari Covid-19.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.