DENPASAR, KOMPAS.com - Sebanyak 37.000 dosis vaksin Covid-19 di Bali akan habis massa pakainya atau kedaluwarsa pada Februari 2023.
Untuk itu, warga yang belum divaksinasi, baik pertama, kedua, maupun penguat (booster) untuk segera mendaftarkan diri untuk divaksinasi.
"Vaksin tetap gratis, kita ada stok vaksin 37.000 dosis dan paling banyak jenis Pfizer, makanya bingung mau dibawa kemana, takutnya kedaluwarsa, jadi ini sebelum dikembalikan" katanya di Denpasar, Jumat (13/1/2023), dilansir dari Antara.
Mengacu pada data Dinkes Bali, sebanyak 37.002 stok vaksin Covid-19 jenis Pfizer akan kedaluarsa pada Februari 2023. Rinciannya, 570 dosis pada 2 Februari dan 36.432 dosis pada 28 Februari.
Baca juga: Stok Dosis Vaksin Covid-19 Kosong, Dinkes Lamongan Liburkan Vaksinasi Rutin
Ia menjelaskan bahwa hingga kini pihaknya masih terus mengajak masyarakat Bali untuk divaksinasi Covid-19.
"Vaksin penguat juga harus jalan, karena kita tidak tahu ke depan, China sudah meledak lagi (kasus Covid-19) jadi terbuka ini, kita tetap siap, imun di Bali sudah sangat tinggi, kita pun kemungkinan kalau masuk virus biasa-biasa saja," ujarnya.
Selain pada 37.000 vaksin Covid-19 jenis Pfizer, sebanyak 1.170 vaksin jenis Indovac juga akan kedaluarsa pada 14 Januari 2023, dan 1.087 jenis Zifivax pada 20 Agustus 2023.
Sementara itu, berdasarkan data Dinkes Bali, capaian vaksinasi dosis pertama mencapai 105,18 persen, untuk vaksinasi kedua 97,7 persen vaksin kedua, dan 71,64 persen vaksin penguat.
Terkait dengan rencana pemberian vaksin Covid-19 bagi balita, ia mengaku belum ada kepastian akan hal tersebut.
Baca juga: Menlu: Indonesia Terima 516.851.745 Dosis Vaksin Covid-19 Tahun 2022, 137 Juta Dosis dari Diplomasi
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan, kata dia, adalah pemilihan jenis vaksin yang cocok bagi balita dan dosis yang tepat.
Sehingga stok vaksin yang saat ini ada di Dinkes Bali berbeda dengan rencana pemberian bagi balita.
"Belum disiapkan stok vaksin (untuk balita), itu pun nanti vaksinnya belum tahu, apakah Sinovac atau apa yang boleh. Yang sekarang vaksin masih untuk anak 6-18 tahun vaksin satu dan dua, vaksin penguatnya di atas 18 tahun, penguat dua masih nakes dan lansia," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.