KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2022, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kadinsos P3A) Provinsi Bali telah memulangkan 292 gelandangan dan pengemis (gepeng).
Dari jumlah tersebut, paling banyak berasal dari Jawa Timur.
Kepala Dinsos P3A Bali Dewa Gede Mahendra Putra mengatakan dalam proses pemulangan gepeng, Pemprov Bali mengeluarkan dana sebesar Rp 60 juta.
“Usia beragam mulai dari 18 tahun ke atas dan paling banyak laki-laki. Dan paling banyak dari Jawa Timur,” kata Dewa Gede yang dikutip dari Tribun Bali, Sabtu (28/1/2023).
Ia menyebut, sebelum dipulangkan para gepeng mendapat pembinaan dan beberapa pertanyaan seperti apakah masih bersekolah atau memang sudah bekerja.
Jika masih sekolah, yang bersangkutan akan diberikan pemahaman baik mental spritual supaya tidak mengulangi menjadi gepeng.
Jika ada yang mengaku bekerja maka akan ditanyakan ketrampilan yang dimiliki dan diarahkan oleh ke Dinsos ke pekerjaan yang sesuai dengan ketrampilan.
“Tapi rata-rata mereka tidak mau, uangnya sudah kami berikan, ruangnya kami berikan di Pemogan untuk pelatihan berupa dagang atau jualan, menjarit dari bantuan orang Luar Negeri juga ada,“ tambahnya.
Baca juga: Warga Lampung Culik Anak 4 Tahun Asal Cilegon, Dijadikan Pengemis di Jakarta
Menurutnya para gepeng itu tersebut mengemis di Bali dengan alasan mencari makan dan dijanjikan bekerja usai tinggal di Bali.
Sementara untuk gepeng Lansia biasanya akan beralasan sedang mencari keluarganya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.