DENPASAR, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkap penyebab harga beras naik seperti yang ditemukan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi Pasar Rakyat Baturiti, Tabanan, Bali, pada Kamis (2/2/2023).
Menurut menteri yang biasa disapa Zulhas ini, kenaikan harga beras di pasaran karena beras yang dipasok Bulog ke pasar tradisional berkualitas premium. Para perantara atau pedagang memanfaatkan keunggulan beras itu dengan menjual lebih mahal.
Menurut Zulhas, harga beras bulog Rp 8.300 per kilogram. Pedagang menjual harga beras yang seharusnya Rp 9.540 per kilogram menjadi di atas Rp 10.000 per kilogram.
Baca juga: Cek Harga Pangan di Pasar Baturiti Bali, Jokowi Akui Harga Beras Naik
"Jadi beras yang dikeluarkan Bulog, (harga) beras bulog itu kan Rp 8.300 (per kilogram) harusnya sampai ke pasar itu Rp 9.540, ada keuntungan yang di tengah sama pengecer tapi sekarang kadang-kadang diambil besar karena berasnya bagus, dijual premium. Ini dipotong," Kata Zulhas di Denpasar, Bali Jumat (3/2/2023).
Zulhas akan berkoordinasi dengan Bulog untuk mengantisipasi kenaikan beras dengan memasok beras ke pedagang tanpa perantara.
Baca juga: Momen Jokowi Belanja Sepatu Kets Tenun Bali di Sentra Tenun Jembrana
"Perintah Pak Presiden untuk menggelontorkan beras besar-besaran agar tidak ada perantara lagi," sambungnya.
Zulhas menyebut, pemerintah telah menyiapkan strategi mengendalikan harga pangan dan ketersediaan pangan menjelang Ramadhan. Yakni, mengelontorkan beras bulog secara masif, meningkatkan produksi Minyakita yang awalnya 300 ton sebulan menjadi 450 sebulan.
Pemerintah pusat dan daerah akan memberikan subsidi ongkos pengiriman barang untuk membantu memangkas distribusi pangan.
"Kita akan awasi agar harganya tidak naik," katanya.
Zulhas berencana memantau harga sembako di Pasar Kreneng, Kota Denpasar, mengecek kembali harga beras, Sabtu (4/2/2023).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.