BULELENG, KOMPAS.com - Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, menemukan 110 akun media sosial (medsos) bodong yang mencatut nama pejabat untuk melakukan aksi penipuan sepanjang 2022 hingga saat ini.
"Dari laporan yang kami terima, belum ada korban yang dirugikan akibat aksi penipuan tersebut. Sehingga kerugian materiil belum bisa kami perkirakan," ujar Kepala Dinas Kominfo Buleleng, Ketut Suwarmawan, Jumat (17/2/2023).
Baca juga: Didesak Lakukan Normalisasi Sungai, Pj Bupati Buleleng: Kalau Pakai APBD, Bisa Keok Kita
Adapun akun media sosial bodong yang terjaring itu sebagian besar merupakan akun Facebook dan WhatsApp.
Akun-akun tersebut mencatut nama pejabat seperti Bupati, Sekda, Kepala Dinas, hingga tokoh masyarakat.
Untuk meyakinkan korbannya, pelaku memasang foto profil dengan mengambil foto resmi pejabat dari akun aslinya di Facebook atau WhatsApp.
Baca juga: KPU Buleleng Targetkan Partisipasi Pemilih 80 Persen pada Pemilu 2024
"Sebagian besar akun itu melakukan aksi penipuan dengan menawarkan lelang kendaraan hingga undian. Akun itu lalu meminta sejumlah uang pada korban," ungkap Suwarmawan.
Pihaknya terus menjaring keberadaan akun-akun bodong tersebut. Setiap menemukan atau menerima laporan adanya akun bodong, Suwarmawan mengaku langsung mengumumkan di akun media sosial Dinas Komi Buleleng.
Pengumuman itu dibuat agar masyarakat lebih waspada.
"Bahkan yang perlu diwaspadai saat ini adalah penipuan berkedok undangan digital. Karena kalau diklik linknya, info penting yang ada di ponsel bisa diambil alih oleh pelaku, khususnya mobile banking," katanya.
Sejauh ini belum ada kasus yang dibawa ke ranah hukum, sebab belum ada korban yang dirugikan akibat aksi penipuan tersebut.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 16 Februari 2023
Namun pihaknya sempat berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dan mencoba melacak lokasi penipu tersebut.
Hingga diketahui keberadaaan akun tersebut berasal dari luar Bali, seperti dari wilayah Sumatera.
"Sejauh ini juga belum ada akun masyarakat atau pejabat yang diambil alih atau dikloning oleh pelaku. Jadi sebagian besar melakukan penipuan dengan membuat akun bodong," katanya.
Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dan melakukan kroscek ke dinas terkait apabila mendapatkan tawaran undian maupun lelang kendaraan dari media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.