DENPASAR, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Pegunungan, yang menyandera pilot Susi Air, Philip Mark Merthens, tidak bisa langsung diserang secara militer.
Menurut dia, pihak TNI dan Polri masih berupaya mengedepankan upaya persuasif dalam menyelamatkan pilot warga negara Selandia Baru tersebut.
"Bahwasanya ini adalah proses penegakan hukum, tidak bisa kita langsung laksanakan operasi militer. Tentunya kita tetap mengedepankan penegakan hukum karena ini orang asing yang disandera KKB, tentunya kita tetap upayakan dengan cara-cara persuasif," kata dia kepada wartawan di Denpasar, Bali, pada Rabu (22/2/2023).
Baca juga: 14 Hari Penyanderaan Pilot Susi Air di Papua Pegunungan, Polri Masih Kedepankan Negosiasi
Yudo menjelaskan, upaya persuasif itu diambil karena saat ini kondisi di Papua masih dalam keadaan damai dan masyarakat setempat tidak jadi korban.
Saat ini, pihaknya telah meminta kepada Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge bersama para tokoh agama dan adat setempat untuk bernegosiasi dengan KKB yang menyandera pilot Susi Air.
"Kita tidak bisa menyelesaikan ini dengan cara militer yang langsung diserang. Karena ini dalam situasi damai dan juga Papua ini ada masyarakatnya di situ," kata dia.
Baca juga: 13 Hari Disandera KKB, Pilot Susi Air Kapten Philip Disebut Masih Hidup
Yodu memastikan tidak akan ada penambahan pasukan untuk dikirim ke Papua terkait dengan peristiwa penyanderaan ini.
"Itu kemarin sudah pergantian pasukan yang ada di sana, tidak menambah pasukan. Pasukan yang ditugaskan di sana yang BKO ada Polri dan juga ada pasukan-pasukan organik yang sudah standby di sana," kata dia.
Yodu menambahkan, peristiwa penyanderaan pilot Susi Air oleh KKB ini tidak perlu dibesar-besarkan. Menurut dia, KKB melakukan itu agar terlihat sebagai organisasi besar dan untuk menekan masyarakat guna mendapatkan uang.
"Jadi, ini sebagian kecil jangan dianggap ini kelompok besar. Itu terlalu dibesar-besarkan kadang-kadang. Jadi kelompok kecil. Jadi kalau di Indonesia, di Jawa, atau di luar daerah ini, kayak premanisme. Hanya menekan masyarakat meminta uang, nanti setelah itu kembali lagi," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Kapten Philip Mark Merthens disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya setelah sebelumnya pesawat yang dia terbangkan, Susi Air, dibakar di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).
Dalam foto yang beredar di media sosial, terlihat Kapten Philips bersama sejumlah orang dengan bersenjata laras panjang di daerah pegunungan Papua.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.