Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Terdampar di Pantai Bali, Bangkai Paus Sperma Akan Dikubur

Kompas.com, 6 April 2023, 11:40 WIB
Kristianto Purnomo

Penulis

Warga mengamati bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 WITA dengan kondisi mati. (Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo)
Warga mengamati bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati. (Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo)
Dua anak bermain di dekat bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati. (Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo)
Warga memotret bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati. (Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo)
0/0
Warga mengamati bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 WITA dengan kondisi mati. (Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo)
Warga mengamati bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati. (Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo)
Dua anak bermain di dekat bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati. (Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo)
Warga memotret bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati. (Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo)


KARANGASEM, KOMPAS.com - Bangkai Paus Sperma yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali akan dikuburkan Kamis (6/4/2023).

Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Permana Yudiarso mengatakan, aparat kepolisian berjaga di sekitar bangkai paus untuk mencegah hal yang tak diinginkan.

"Malam tadi, Polres Karangasem sudah memasang garis polisi untuk mencegah pencurian daging dan bagian tubuh lainnya dan mengatur kerumunan masyarakat yang menonton," kata Yudiarso, Kamis (6/4/2023).

Kronologi

Yudiarso menjelaskan, paus tersebut awalnya ditemukan terdampar di Pantai Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Rabu dini hari dalam kondisi masih hidup.

Warga mengamati bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati.Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo Warga mengamati bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati.

Baca juga: Paus Sperma Terdampar di Pantai Lepang Bali, Diduga karena Cuaca Ekstrem hingga Aktivitas Gempa

Oleh warga dan petugas, paus itu lalu didorong kembali ke laut.

Yudiarso mengatakan, paus tersebut ditemukan terdampar kembali sekitar pukul 13.45 Wita di Pantai Yeh Malet Karangasem.

Namun kondisi paus tersebut sudah mati.

Baca juga: 10 Paus Terdampar di 3 Wilayah NTT dalam Sepekan, Ini Penjelasan BKKPN Kupang

Temuan bangkai paus tersebut pun menarik perhatian warga di pesisir pantai. Tampak sejumlah warga berdatangan untuk menyaksikan hewan tersebut.

Penyebab kematian

Dua anak bermain di dekat bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati.Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo Dua anak bermain di dekat bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati.

Pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian paus berukuran panjang sekitar 18 meter dan lebar 2 meter tersebut. Jenis kelamin dan berat paus tersebut juga belum diketahui.

"Jenis kelamin belum terlihat, besok kami cek. Besok akan dilakukan nekropsi dan setelah itu langsung dikubur," imbuh dia.

Ia menambahkan, saat semula terdampar di Pantai Lepang, Klungkung, Bali, paus tersebut diketahui mengalami sejumlah luka.

Warga memotret bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati.Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo Warga memotret bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali, Rabu (5/4/2023). Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Karangasem menyebut Paus Sperma yang berukuran panjang tubuh 18,2 meter dan lingkar badan 8 meter tersebut ditemukan terdampar pada pukul 14.00 Wita dengan kondisi mati.

Baca juga: 8 Paus Terdampar di Pulau Sabu NTT, 3 Mati, 5 Berhasil Diselamatkan

"Tadi pagi sudah terlihat seperti sekarat, hanya masih bisa didorong ombak ke arah laut. Untuk penyebab kematian belum diketahui," ujarnya.

(Penulis Kontributor Bali, Hasan | Editor Pythag Kurniati)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau