Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Pneumonia, KKP Denpasar Pantau Pergerakan Turis China di Bandara

Kompas.com - 07/12/2023, 15:37 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Farid Assifa

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar memantau pergerakan turis asal China yang masuk melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan seiring adanya temuan kasus mycoplasma pneumonia di Jakarta.

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar Anak Agung Ngurah Kusuma mengatakan, pihaknya mulai meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan luar negeri di pintu masuk Bandara Ngurah Rai, khususnya turis asal China.

Baca juga: Dinas Kesehatan DIY Minta Fasilitas Kesehatan Waspada Pneumonia Anak

Langkah ini untuk menindaklanjuti surat edaran Kementerian Kesehatan tentang Kewaspadaan terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

"Semua dari luar negeri kita awasi, kan ini ada nipah dan lain-lain kan ini terus berkembang, kalau China ini karena menjadi konsen di negara mereka dan kita di-warning Kemenkes," kata dia saat dihubungi, Kamis (7/12/2023).

Ia mengatakan, sudah berkoordinasi dengan pihak Imigrasi di bandara untuk ikut mengawasi pergerakan turis asal China ini. Tercatat rata-rata turis China yang berkunjung ke Bali mencapai 800 orang per hari.

"Kita minta mereka untuk tetap waspada, khususnya untuk China. China kan empat kali penerbangan satu hari masuk ke Bali, lumayan banyak ya, sekitar 500-800 orang per hari, ini cukup tinggi," katanya.

Kusuma mengatakan, pemantauan ini tetap dalam skala wajar dengan mempertimbangkan pariwisata Bali, sehingga tidak dianggap menghambat turis berkunjung ke Pulau Dewata.

Apalagi, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) belum menjadikan mycoplasma pneumonia sebagai penyakit gawat darurat.

Dalam pengawasan ini, pihaknya menempatkan 10 orang petugas kesehatan di bandara untuk mengawasi kedatangan para turis ini.

Selain itu, KKP Denpasar juga memasang alat pendeteksi suhu tubuh di tiga titik kedatangan internasional dan domestik.

Kemudian, menyiapkan tiga rumah sakit sebagai tempat rujukan vila ditemukan kasus pelaku perjalanan luar negeri yang terindikasi pneumonia.

"Kalau di bandara ada 10 orang petugas, ada tiga sif kita tempatkan di bandara kedatangan internasional, fokus karena langsung direct dari China, jadi di sana kita fokus stand by sampai penerbangan terakhir sekitar pukul 1.20 Wita," kata dia.

Kasus pneumonia

Sebelumnya diberitakan, WHO melaporkan kenaikan kasus pneumonia yang menyerang anak-anak di China Utara.

Pasien menunjukkan gejala pneumonia seperti demam, kelelahan, dan batuk. Hingga saat ini belum ada kasus kematian yang dilaporkan.

Sementara itu, Kemenkes mencatat ada enam kasus mycoplasma pneumonia di Indonesia. Dari enam kasus itu, seluruhnya merupakan anak-anak, berusia paling muda 3 tahun, dan paling besar 12 tahun.

Enam pasien mycoplasma pneumonia menunjukkan sejumlah gejala seperti batuk, ingus, sakit kepala, hingga sesak ringan.

Baca juga: Warga Semarang Diminta Waspadai Pneumonia Saat ke Luar Negeri

Keenam kasus mycoplasma pneumonia tersebut saat ini sudah sembuh. Lima dari enam pasien yang sempat terinfeksi bakteri itu sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Dua dari lima pasien ini menjalani rawat inap pada 12 Oktober 2023 dan 25 Oktober 2023. Sisanya, menjalani rawat jalan pada November 2023. Kemudian, satu kasus mycoplasma pneumonia menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jakarta Woman and Children’s Clinic atau JWCC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Elon Musk di Pembukaan WWF Bali: Alien Mungkin Menamai Kita Air

Elon Musk di Pembukaan WWF Bali: Alien Mungkin Menamai Kita Air

Denpasar
Di Depan Delegasi WWF,  Jokowi Sebut Petani Kecil Rentan Alami Kekeringan di Tahun 2050

Di Depan Delegasi WWF, Jokowi Sebut Petani Kecil Rentan Alami Kekeringan di Tahun 2050

Denpasar
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Kenalkan Prabowo kepada Delegasi

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Kenalkan Prabowo kepada Delegasi

Denpasar
Hilang 2 Hari, Kakek di Buleleng Ditemukan Tewas di Dasar Sungai

Hilang 2 Hari, Kakek di Buleleng Ditemukan Tewas di Dasar Sungai

Denpasar
Jadi Pembicara di WWF Bali, Elon Musk: Jujur, Saya Tidak Tahu Banyak tentang Air

Jadi Pembicara di WWF Bali, Elon Musk: Jujur, Saya Tidak Tahu Banyak tentang Air

Denpasar
Setelah Starlink, Elon Musk Siap Berinvestasi di Indonesia

Setelah Starlink, Elon Musk Siap Berinvestasi di Indonesia

Denpasar
Starlink Batal Diresmikan Jokowi, Elon Musk Disambut Menkes Budi Gunadi

Starlink Batal Diresmikan Jokowi, Elon Musk Disambut Menkes Budi Gunadi

Denpasar
Menkes: Layanan Starlink Elon Musk Dapat Diakses 3.400 Puskesmas di Daerah Terpencil

Menkes: Layanan Starlink Elon Musk Dapat Diakses 3.400 Puskesmas di Daerah Terpencil

Denpasar
Diminta Tetap dalam Pemerintahan, Luhut Nyatakan Bersedia Jadi Penasehat Prabowo

Diminta Tetap dalam Pemerintahan, Luhut Nyatakan Bersedia Jadi Penasehat Prabowo

Denpasar
Budi Arie Tak Akan Istimewakan Starlink, Jaga 'Level of Playing Field'

Budi Arie Tak Akan Istimewakan Starlink, Jaga "Level of Playing Field"

Denpasar
Elon Musk Tiba di Bali, Disambut Senyuman Luhut

Elon Musk Tiba di Bali, Disambut Senyuman Luhut

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Sandiaga Uno Minta WNA yang Promosikan Situs Porno di Bali Disanksi Tegas

Sandiaga Uno Minta WNA yang Promosikan Situs Porno di Bali Disanksi Tegas

Denpasar
Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo, Luhut: Saya Siap Bantu Jadi Penasihat

Tolak Tawaran Menteri dari Prabowo, Luhut: Saya Siap Bantu Jadi Penasihat

Denpasar
Ketahuan 'Overstay' Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Ketahuan "Overstay" Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com