Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentari Rocky Gerung, Menkumham: Apakah Kita Membiarkan Presiden Dicaci Maki...

Kompas.com - 09/08/2023, 16:31 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Krisiandi

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly, menilai kritikan aktivis Rocky Gerung terhadap Presiden Joko Widodo tidak pantas.

Menurutnya, pernyataan Rocky Gerung yang diduga bernada hinaan tersebut tidak sesuai dengan nilai yang dikandung dalam Pancasila sebagai ideologi negara.

"Apakah kita membiarkan seorang presiden dicaci maki dengan bebasnya, dengan alasan kebebasan berpendapat, saya kira sebagai negara Pancasila yang beradab itu tidak pantas, dan kita mendidik generasi menjadi anak-anak yang tidak beradab," kata dia saat memberikan sambutan dalam sosialisasi UU KUHP di Trans Resort Bali, Kabupaten Badung ,Bali Rabu,(9/8/2023).

Baca juga: Jokowi Tanggapi Kritik Rocky Gerung dengan Fokus Kerja, Said Abdullah Minta Pendukung Jokowi Menirunya

Ia mengatakan hak atas kebebasan berpendapat memiliki batas-batas yang harus dipatuhi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Yasonna menilai kebebasan berpendapat dalam demokrasi harus sesuai dengan budaya di Indonesia. Tidak secara gamblang meniru sistem demokrasi di negara-negara Eropa.

"Berbicara, UUD 1945, Pasal 28 J mengatakan bahwa kebebasan, hak asasi manusia, dapat dibatasi dengan Undang-Undang. Soal penyerangan harkat martabat presiden lama menjadi perdebatan kita, demokrasi dan kebebasan berbicara juga harus dalam frame sistem kultur budaya kita," kata dia.

Yasonna lalu mencontohkan sistem demokrasi di negera Jepang yang tetap mempertahankan akar budaya masyarakatnya.


"Kalau kita mau absolut ambil demokrasi di eropa, apakah cocok?, Jepang adalah sebuah demokrasi tetapi kesantunan masyarakatnya, budayanya, tetap mereka pertahankan. Jumpa, tunduk, sopan mereka negara maju. Kultur dan budayanya tetap dipertahankan," kata dia.

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi Usai Diduga Hina Presiden Jokowi, Rocky Gerung Minta Maaf

Sebelumnya, Rocky Gerung diduga menghina Jokowi ketika berorasi dalam acara persiapan aksi akbar pada 10 Agustus 2023.

Rocky menyinggung mengenai langkah Presiden Jokowi yang menurutnya pergi ke China untuk menawarkan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam orasi itu, dia menyebut juga kata-kata yang dinilai sebagai kata makian dan menghina presiden.

Baca juga: Soal Rocky Gerung, Mahfud MD: Banyak Laporan, Tak Tahu Mana yang Sampai Pengadilan...

Akibatnya, Rocky dilaporkan ke polisi. Bareskrim Polri mencatat ada 13 laporan polisi dan dua pengaduan yang dibuat sejumlah pihak terhadap Rocky Gerung.

Menyikapi hal tersebut, Rocky Gerung mengatakan tidak pernah bermaksud menghina Presiden Jokowi secara pribadi. Ia hanya menyampaikan kritik kepada Presiden Jokowi dalam kapasitasnya sebagai kepala negara.

"Saya tidak mengkritik atau menghina Jokowi secara individunya tidak. Karena itu saya kira Pak Jokowi juga mengerti. Itu yang menyebabkan Pak Jokowi tidak mau melaporkan saya," kata Rocky dalam acara konferensi pers, Jumat (4/8/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Denpasar
Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Denpasar
Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

Denpasar
Heboh soal 'New Moscow' di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Heboh soal "New Moscow" di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Denpasar
Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju 'Study Tour' Ditiadakan

Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju "Study Tour" Ditiadakan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Luhut: Jangan Ada Menteri 'Track Record' Tidak Bagus

Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Luhut: Jangan Ada Menteri "Track Record" Tidak Bagus

Denpasar
Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Viral Nama New Moscow di Peta Canggu Bali, Polisi: Cuma Orang Iseng

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Menilik Lab Narkoba Rahasia di Bali, Barang Terlarang Diracik di Bunker Vila

Denpasar
9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

9.477 Delegasi dari 104 Negara Hadir di WWF 2024 Bali

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com