KLUNGKUNG, KOMPAS.com - Kadek Anandita Pradnya Swari (16), masih diselimuti kesedihan setelah kakaknya, Putu Satria Ananta Rustika (19), meninggal di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.
Dalam suasana duka itu, Anandita teringat nasehat kakaknya yang biasa disapa Rio itu agar mengikuti jejaknya melanjutkan pendidikan di STIP Jakarta.
Menurut Ni Nengah Rusmini, ibu kandung Rio, putra sulungnya itu sempat meminta Anandita agar masuk tim Paskibraka untuk melatih ketahan fisik sebelum masuk STIP.
Baca juga: Menhub Hilangkan Atribut Kepangkatan Imbas Senioritas Berujung Maut di STIP
"Adik ikut kakak ya, kayak kakak pokoknya harus kayak kakak, kalau mau harus belajar ikut Paskibra aja dulu biar mental sama fisiknya bisa," kata Rusmini meniru nasehat Rio kepada sang adik saat dijumpai di rumahnya di Desa Gunaksa, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024).
Rusmini mengaku Anandita mendapatkan tawaran beasiswa sekolah kedinasan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
"Tadi Pak Menteri janji akan mengevaluasi dan mengubah sistem pendidikan. Mudah-mudahan kalau memang diubah humanis, kekerasan tidak ada lagi, pembullyan (juga tidak ada)," ungkap dia.
Baca juga: Buntut Taruna Tewas Dianiaya Senior, Direktur STIP Jakarta Dibebastugaskan
Anandita masih belum kuat membicarakan kepergian kakaknya yang dikenang selalu pengertian dan perhatian itu.
Namun, dia tampak mulai berpikir ulang untuk menempuh pendidikan di STIP setelah adanya kasus kekerasan hingga merenggut nyawa kakaknya.
"Sebelumnya pengen (ikut) kak Rio, cuma sekarang masih pikir-pikir," kata Anandita.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, memastikan Anandita yang masih duduk di kelas X SMAN 2 Semapura, Klungkung, akan mendapatkan beasiswa ke STIP.
Menurut Budi, beasiswa ini sebagai salah bentuk tanggung jawab pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan terhadap keluarga korban.
"Bisa dipastikan Anandita itu akan mendapatkan beasiswa dari Kementerian Perhubungan sehingga dia selesai dari kegiatan sekolah di tingkat vokasi. Bisa di Jakarta, bisa di Bali," kata Budi.
Sebagai informasi, Putu tewas dianiaya seniornya bernama Tegar Rafi Sanjaya (21) pada Jumat (3/5/2024).
Tegar menilai Putu kurang sopan karena masuk ke dalam kelas-kelas dengan mengenakan baju olahraga.
Akhirnya, Tegar membawa Putu bersama keempat temannya ke toilet pria yang berada di lantai dua kampusnya.
Di sana, Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hati sampai terkapar dan lemas. Tegar juga menarik lidah Putu sampai jalur pernapasannya tertutup dan tewas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.