Salin Artikel

10 Rumah Adat Bali, Keunikan, Ciri Khas, dan Fungsi

KOMPAS.com - Pulau Bali menjadi salah satu wilayah yang memiliki ragam kebudayaan yang tersohor hingga mancanegara termasuk juga rumah adatnya.
Bentuk khas rumah adat bali hingga saat ini masih kerap ditemui dan terjaga hingga saat ini.

Rumah adat Bali menjadi menarik untuk dikenali termasuk dengan filosofi yang terkandung di dalamnya.

Filosofi yang ada termasuk dalam arsitektur tradisional bangunan rumah adat bali yang dikenal dengan asta kosala kosali yang dikenal sejak abad ke-9.

10 Bangunan Rumah Adat Bali

Intania P dan Nindya K. Suwarto dalam buku Rumah Adat Nusantara (2017) menjelaskan secara singkat bahwa rumah adat Bali tidak memiliki nama khusus.

Namun apabila diamati, rumah adat ini tersusun menjadi sebuah kompleks bangunan dan biasanya dikelilingi tembok dengan sebuah gerbang masuk berbentuk khas.

Berikut adalah ulasan tentang bangunan rumah adat bali beserta nama, fungsi, dan ciri khasnya.

1. Angkul-angkul

Setiap orang yang datang ke rumah adat Bali akan disambut dengan bentuk gerbang rumah yang khas. Gerbang masuk kompleks rumah adat Bali disebut dengan angkul-angkul. Perbedaan angkul-angkul dengan gapura adalah adanya atap yang menghubungkan kedua sisinya.

2.Aling-aling

Keunikan gerbang rumah Bali adalah tidak menunjukkan langsung sisi dalam rumahnya. Hal ini karena ada sebuah partisi bernama aling-aling atau juga dikenal dengan istilah penyengker. Selain menggunakan tembok, ada juga aling-aling yang dibuat dengan menggunakan patung.

3. Bale Gede

Di dalam kompleksnya terdapat beberapa bangunan terpisah salah satunya Bale Gede. Bale ini bisa digunakan untuk ritual adat sehingga biasanya memiliki bentuk bangunan yang besar.

4. Bale Dangin

Bangunan untuk tempat tinggal anak yang belum menikah memang dipisahkan. Adapun bangunan tempat tinggal untuk laki-laki disebut Bale Dangin.

5. Bale Daja atau Bale Manten

Bangunan ini adalah rumah untuk tempat tinggal kepala keluarga dan juga anak perempuan belum menikah. Letak bangunan ada pada bagian utara rumah adat Bali.

6. Bale Dauh

Bale Dauh digunakan untuk beristirahat atau tempat untuk menerima tamu. Bangunan ini biasanya memiliki lantai lebih rendah dari Bale Manten.

7. Pura Keluarga

Sementara untuk melaksanakan ibadah ada juga bagunan pemerajaan yang merupakan pura keluarga.

8. Jineng atau Klumpu

Hasil bumi dari perkebunan atau pertanian juga disimpan di dalam area rumah adat. Sebutan untuk bangunan tempat penyimpanan atau lumbung adalah Jineng atau Klumpu.

9. Tebe

Hewan ternak juga beberapa dipelihara di dalam kompleks bangunan adat Bali. ada sebutan khusus untuk bangunan tempat tinggal ternak yaitu Tebe.

10. Pawarengan

Rumah adat bali memiliki Bale Paon atau perapen dapur di tempat terpisah. Mereka akan menyimpan peralatan memasak dan tungku kayu bakar di tempat ini. Tempat khusus untuk memasak ini biasa disebut Pawaregen atau Pewaregan.

Jenis Rumah Tradisional Bali

Ida Bagus Oka Windhu dalam buku Bangunan Tradisional Bali dan Fungsinya (1984) juga menjelaskan nama-nama rumah tempat tinggal yang disesuaikan dengan tingkat kasta orang yang menempatinya.

Yang pertama adalah Geria yaitu sebutan untuk rumah tempat tinggal bagi kasta Brahmana.

Kemudian ada juga Puri yaitu tempat tinggal bagi orang dengan kasta Ksatria yang memegang pemerintahan, sementara kasta Ksatria lainnya akan tinggal di Jero.

Bagi kasta Wesia, tempat tinggalnya bernama Umah. Sementara bangunan lain yang berada di luar pusat pemukiman disebut Kubu.

Jenis Hiasan dan Ukiran Rumah Adat Bali

Rumah adat bali terkenal dengan keindahan ukiran dan hiasan yang ada pada bangunannya. Selain bernilai seni, ukiran dan hiasan ini juga bermakna filosofis.

Ada beberapa nama hiasan dan ukiran bermotif tumbuhan yang ada pada rumah adat Bali.

Motif pertama adalah Keketusan dengan lengkungan bunga dan daun besar dan lebar yang bisa ditemui di halaman rumah atau bagian depan bangunan adat.

Motif kedua adalah Kekarangan yaitu motif hiasan tumbuhan lebat dengan daun seperti rumpun perdu yang diletakkan di bagian karang simbar atau karang suring.

Ketiga adalah motif pepatran dengan motif bunga-bunga yang bisa ditemui di bidang sempit seperti tiang dan blandar.

Selain motif tumbuhan ada pula motif hewan yang biasanya diambil dari legenda atau cerita rakyat setempat. Selain sebagai ukiran, beberapa hiasan juga dipasang dalam bentuk patung.

Seperti budaya yang berkembang, rumah adat Bali juga memiliki aturan-aturan dengan filosofinya masing-masing.

Hingga sekarang, aturan-aturan tersebut masih dipegang teguh masyarakat sehingga rumah adat Bali masih bisa ditemui keberadaannya dan masih lestari.

Sumber:
http://repositori.kemdikbud.go.id/5509/1/59.%20Isi%20dan%20Sampul%20Rumah%20Adat%20Nusantara.pdf

http://repositori.kemdikbud.go.id/8143/1/BANGUNAN%20TRADISIONAL%20BALI%20SERTA%20FUNGSINYA.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/mengenal-rumah-adat-bali/

https://denpasar.kompas.com/read/2021/12/25/124334378/10-rumah-adat-bali-keunikan-ciri-khas-dan-fungsi

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com