Salin Artikel

Ketinggalan Pesawat, WN Yordania Pukul 2 Petugas Avsec dan Seorang Polisi di Bandara Ngurah Rai

Pemukulan diduga terjadi akibat kesalahpahaman setelah WN Yordania tersebut ketinggalan pesawat menuju Jakarta.

"Jadi, terjadi kesalahpahaman berbuntut pemukulan di Gate 5 terminal keberangkatan domestik Bandara Ngurah Rai," kata Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi saat dihubungi, Kamis (27/1/2022).

Sukadi menjelaskan, peristiwa pemukulan bermula saat WN Yordania bernama Mohanad DM Naji (38), beserta sang istri dan rombongan lain berjumlah delapan orang akan ke Jakarta menggunakan pesawat Lion Air, Selasa (25/1/2022).

Saat itu, ia bersama rombongan sudah menunggu di tempat tunggu untuk masuk ke pesawat Lion Air. Namun, ia tak kunjung dipanggil oleh maskapai penerbangan.

"Setelah beberapa lama juga tidak ada panggilan masuk ke pesawat, dia menanyakan kepada pihak Lion Air, namun dari pihak Lion Air mengatakan bahwa pesawat sudah terbang," kata Sukadi.

Ia pun protes kepada petugas Lion Air karena merasa dirugikan. WN Yordania itu kesal karena sudah menunggu di Gate 5 bersama rombongannya.

WN Yordania itu berusaha masuk ke kantor Lion Air untuk melayangkan protes. Namun, ia dihalangi oleh Avsec Lion Air yang saat itu bertugas di lokasi.

"Karena emosi selanjutnya terjadi kesalahpahaman yang berbuntut pemukulan terhadap Avsec Lion air dan petugas polisi yang pada saat itu ingin melerai dan tidak terjadi keributan," kata Sukadi.


Usai insiden pemukulan itu, polisi membawa WN Yordania itu ke Polsek Bandara Ngurah Rai. Kendati begitu, kasus pemukulan itu akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan.

Dalam mediasi itu, ketiga korban tak akan mempermasalahkan kejadian pemukulan yang dilakukan WN Yordania tersebut. Mereka juga mengaku tak akan melanjutkan ke ranah hukum.

WN Yordania itu juga mengakui bersalah dan meminta maaf kepada tiga korban atas perbuatan pemukulan yang dilakukan.

Pemukulan itu dilakukan usai emosi sesaat karena kepanikannya tidak bisa berangkat ke Jakarta karena di tinggal oleh pesawat Lion Air.

"Padahal rencananya setelah terbang dari Bali ke Jakarta dia akan berangkat ke Jordania untuk melihat dan menengok ibunya yang sakit keras," tutur Sukadi.

Usai kejadian itu, WN Yordania bersama rombongan akhirnya berangkat ke Jakarta pada Rabu (26/1/2022) sekitar pukul 07.00 Wita.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/01/27/161548178/ketinggalan-pesawat-wn-yordania-pukul-2-petugas-avsec-dan-seorang-polisi-di

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com