Salin Artikel

"Badai" Covid-19 di Liga 1, Satgas Covid-19 Bali: Kita Kawal Lebih Ketat

Sekretaris Satgas Covid-19 Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan, penyelenggaraan kompetisi itu akan dievaluasi sesuai arahan Gubernur Bali.

Evaluasi itu fokus kepada memperketat penerapan protokol kesehatan di setiap peserta kompetisi.

"Pak Gubernur memberikan penegasan, kita kawal lebih ketat," kata Made Rentin di Kantor BPBD Bali, Rabu (2/2/2022).

Pengawalan ketat dilakukan untuk meminimalkan ruang penyebaran Covid-19 di lingkungan peserta Liga 1 Indonesia.

Made Rentin menyebut, Pemprov Bali belum mempertimbangkan untuk mencabut izin penyelenggaraan Liga 1 Indonesia di Pulau Dewata.

"Sejauh ini kita masih evaluasi, (kalau) mencabut (izin) ya, tidak seekstrem itu, karena ini juga agenda nasional," kata Rentin.

68 kasus positif Covid-19

"Badai" Covid-19 memang sedang menerpa kompetisi Liga 1 2021-2022 yang memasuki seri keempat di Bali.

Sebanyak 68 orang dari 12 klub peserta Liga 1 Indonesia positif Covid-19. Jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak berasal dari klub Madura United, dengan 24 kasus.

Selain itu, terdapat sembilan kasus positif Covid-19 di klub Persib Bandung. Lalu, masing-masing lima kasus di klub Persiraja Banda Aceh dan Arema FC.

Kemudian, tiga kasus positif Covid-19 di klub Persebaya Surabaya, dua kasus di Persija Jakarta, dan satu kasus di PSM Makassar.

Terakhir, PSS Sleman mengumumkan lima kasus positif Covid-19 di skuad mereka menjelang laga kontra Persik Kediri.


Pemain diminta patuhi sistem bubble

Made Rentin menyebut, penyelenggara Liga 1 sebenarnya telah menerapkan protokol kesehatan ketat. Mereka menggunakan sistem bubble untuk membatasi aktivitas dan kontak pemain serta ofisial.

"Jadi selama berada di Bali mereka berinteraksi hanya di dua tempat, hotel tempat mereka menginap dan stadion," kata Rentin.

Rentin meminta pemain mematuhi sistem bubble tersebut. Sehingga, potensi penyebaran Covid-19 bisa ditekan.

"Karena di perizinan dan rekomendasi yang dikeluarkan oleh satgas, tegas mengatakan, bubble system yang kita izinkan untuk mereka terapkan adalah dengan pola seperti itu, mereka tidak boleh berinteraksi dengan area publik, tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat, mereka hanya melakukan di dua tempat dengan bubble system," jelasnya.

(KOMPAS.com/Kontributor Bali, Ach Fawaidi)

https://denpasar.kompas.com/read/2022/02/03/053000278/-badai-covid-19-di-liga-1-satgas-covid-19-bali--kita-kawal-lebih-ketat

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com