Salin Artikel

WN Australia di Bali Ditemukan Tewas di Kamar Vila, Ini Dugaan Penyebabnya

Kapolsek Baturiti Kompol Ida Bagus Mertayasa mengatakan, korban ditemukan meninggal dunia dalam kondisi kaku dan telanjang di sebuah sofa dalam vila.

Penyebab kematiannya, diduga karena sakit.

"Iya ditemukan meninggal dunia karena sakit dan faktor usia," kata Mertayasa saat dihubungi, Rabu (23/2/2022).

Mertayasa menjelaskan, peristiwa meninggalnya PJD pertama kali diketahui pada Selasa (22/2/2022) oleh saksi atas nama I Ketut Suara.

Pria yang juga merupakan pecalang Desa itu sedang melakukan pemantauan keamanan di kawasan desa.

Sekitar pukul 17.00 Wita, saksi mengecek keberadaan korban di lokasi melalui halaman depan vila. Saat dipanggil, korban sama sekali tidak tak merespons.

"Saksi kembali memanggil-manggil tamunya namun sama sekali tidak ada jawaban atau menyahut," kata Mertayasa.

Merasa ada yang janggal, saksi bersama temannya kemudian meminta izin kepada bendesa adat untuk memasuki vila yang ditempati korban.

Mereka masuk melalui pintu belakang yang pada saat itu sedang dalam keadaan terbuka.


Lihat WNA tersebut tewas

Saat sudah masuk ke dalam vila, saksi kemudian kaget bukan kepalang usai melihat korban dalam keadaan sudah meninggal membujur kaku dengan posisi telanjang di sofa.

"Setelah diketahui ada kejadiannya tersebut saksi menginformasikan kepada Bhabinkamtibmas Desa Batunya selanjutnya petugas dari Polsek Baturiti mendatangi TKP untuk dilakukan pemeriksaan," kata Mertayasa.

Berdasarkan keterangan petugas vila, korban sempat melaporkan bahwa mengalami kecelakaan jatuh dan tertimpa sepeda motor pada Sabtu (19/2/2022) lalu.

Saat itu, petugas vila menyarankan agar korban pergi ke dokter untuk berobat. Selain itu, korban juga sering mengeluhkan sakit pada mata dan sering juga merasa tidak enak badan.

"Berdasarkan keterangan saksi (petugas vila) korban sebelumnya juga pernah menjalani operasi kelamin, mata sebelah kanan bola mata diangkat dan operasi pernapasan pada leher," tuturnya.

Mertayasa mengatakan, berdasarkan pemeriksaan luar oleh tim medis Puskesmas Baturiti tak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau luka baru di tubuh korban.

Ia menduga, kematian WN Australia itu memang karena faktor sakit dan usia.

"Karena ditemukan luka lama bekas operasi pada bola mata kanan, bekas operasi pada saluran pernapasan pada.leher, bekas operasi pada alat kelamin," tuturnya.

"Jadi berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi diduga korban meninggal dengan wajar," lanjutnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, selanjutnya jenazah korban dievakuasi ke RSUP Sanglah untuk pemeriksaan lanjutan.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/02/23/142520978/wn-australia-di-bali-ditemukan-tewas-di-kamar-vila-ini-dugaan-penyebabnya

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com