Salin Artikel

Tari Baris Asal Bali: Sejarah, Varian, dan Gerakan

Tari Baris merupakan salah satu jenis tari perang yang menggambarkan sikap ksatria pria Bali.

Sebagai tari perang, maka cerita yang dibawakan dalam tarian ini berkutat pada seorang pria sebelum ke medan perang.

Tarian ini juga bercerita tentang ketangguhan pria Bali serta kemantapan kepemimpinannya.

Tarian tradisional asal Bali ini dipentaskan dengan diiringi oleh suara musik gamelan.

Sejarah Tari Baris

Tari Baris diperkirakan telah dikenal oleh masyarakat Bali sejak abad ke-16.

Perkiraan asal-usul Tari Baris ini berdasarkan catatan pada Kidung Sunda yang diperkirakan berasal dari tahun 1550 Masehi.

Dalam catatan tersebut disebutkan adanya tujuh jenis tari baris yang dipentaskan dalam upacara kremasi di Jawa Timur.

Dari keterangan tersebut, diduga kuat Tari Baris yang dikenal di Bali saat ini dahulu merupakan bagian dari ritual keagamaan.

Adapun jenis Tari Baris yang berkaitan dengan ritual keagamaan masih ada sampai sekarang, yaitu Tari Baris Gede.

Selain dari Kidung Sunda, catatan tentang tarian ini juga terdapat dalam manuskrip Usana Bali.

Dijelaskan bahwa Dewa Indra membangun Kahyangan di Kedisan, Tihingan, Manukraya, dan Kaduhuran.

Pembangunan Kahyangan itu dilakukan setelah seorang raja Bedahulu yang lalim bernama Mayadenawa dapat dikalahkan.

Setelah pembangunan itu, digelar upacara dengan beberapa pementasan, seperti Tari Rejang, Tari Baris, hingga menabuh gamelan.

Sejak saat itu ada pementasan Tari Rejang dan Tari Baris di pura-pura.

Tari Baris Gede ini cukup sakral dan ditarikan oleh delapan sampai 40 orang.

Para penari juga dilengkapi dengan pernak-pernik senjata tradisional sesuai dengan di mana tarian dipentaskan.

Tari Baris upacara ini sering diidentifikasi dari senjata, alat upacara yang dibawa, warna, hingga kekhasan tariannya.

Selain itu ada pula varian Tari Baris yang tidak untuk ritual keagamaan, yang disebut Tari Baris Tunggal.

Varian Tari Baris Tunggal dipentaskan oleh 1-2 penari, dengan ciri khas gerakan yang lebih energik dan busana lebih berwarna.

Tari Baris Tunggal mengisahkan pemuda Bali yang gagah berani dengan jiwa kepahlawanan yang kuat.

Selain tarian untuk upacara dan Tari Baris Tunggal, ada beberapa varian lain dalam tarian ini, di antaranya:

- Tari Baris China

Yaitu tari baris yang mendapat pengaruh kebudayaan Tiongkok pada busana, gerakan, dan iringan.

Tari Baris ini ditampilkan pada Upacara Yadnya, dengan penari yang tampil menggunakan celana dan baju panjang.

- Tari Baris Ketekok Jago

Tarian ini dipentaskan oleh sekelompok penari laki-laki yang menggunakan pakaian berwarna hitam dan putih.

Senjata yang dibawa yaitu tombak yang berhias kengelang-gelang putih hitam.

Tarian ini ditampilkan dengan sesaji canang sari dan biasa digelar di Desa Tanjung Bungkak.

Penari Baris Pendet membawa canag oyod, yaitu sebuah canang dengan tumpukan bunga menyerupai tumpeng.

Varian tari baris ini dipentaskan setiap 6 bulan sekali tepat pada odalan di Pura Dalem Tanjung Bungkak.

Gerakan Tari Baris

Dalam artikel ini, gerakan yang akan dibahas adalah varian Tari Baris Tunggal.

Secara umum, gerakannya menceritakan ketangguhan prajurit Bali pada masa lalu.

Pundak penari akan diangkat setinggi telinga untuk menggambarkan kegagahan.
Lalu kedua lengannya nyari selalu pada posisi horizontal dengan gerakan yang tegas.

Selain itu ada gerakan khas yaitu selendet atau gerak delik mata penari yang senantiasa berubah-ubah.

Gerakan selendet ini mencerminkan seorang prajurit yang selalu awas dan waspada terhadap keadaan sekitar.

Gerakan tarian itu turut dipertegas oleh suara iringannya yang berperan penting dalam pertunjukan.

Gamelan yang mengiringi Tari Baris Tunggal antara lain Gong kebyar, Semar pegulingan, Palegongan, Angklung kebyar.

Kemudian Gong suling, Gong gede, Cumang kirang, Gamekan pajoge, dan gamelan pegandrungan.

Sumber:
Kemdikbud.go.id
ISI.DPS.ac.id
Indonesiakaya.com

https://denpasar.kompas.com/read/2022/03/06/192820678/tari-baris-asal-bali-sejarah-varian-dan-gerakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke