Salin Artikel

Kebijakan Bebas Karantina di Bali Belum Berdampak pada Okupansi Hotel di Klungkung

KLUNGKUNG, KOMPAS.com - Pengusaha hotel di Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, belum merasakan dampak dari kebijakan penghapusan karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang diberlakukan sejak 7 Maret 2022.

Padahal, berdasarkan catatan Dinas Pariwisata Provinsi Bali, sejak diberlakukan bebas karantina, rata-rata jumlah PPLN yang masuk ke Pulau Dewata setiap hari mencapai 358 orang.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Klungkung, I Wayan Kariana mengatakan, jumlah kamar hotel di Kabupaten Klungkung mencapai 2.500 kamar. Namun, tingkat hunian atau okupansi hotel baru 5 hingga 10 persen atau 125 sampai 250 kamar hotel yang terisi setiap hari.

"Belum terdampak signifikan (tingkat okupansi hotel dengan penerapan Bali tanpa karantina), okupansi baru 5-10 persen dari jumlah kamar hotel yang buka," katanya saat dihubungi, Senin (21/3/2022).

Menurut Kariana, ada dua faktor yang menyebabkan tingkat okupansi hotel di Klungkung masih rendah. Pertama, pintu internasional di Bali baru dibuka. Kedua, wisatawan asing masih cemas akan terpapar Covid-19 di Nusa Penida lantaran akses penyeberangan menuju rumah sakit di Kota Denpasar terbatas.

Padahal, kata Kariana, pemerintah daerah telah bekerja sama dengan perusahaan transportasi untuk menyediakan ambulans laut dan helikopter. Bahkan, di Kabupaten Klungklung juga tersedia rumah sakit bertaraf internasional.

"Pemda sudah kerja sama dengan pihak ketiga untuk menyediakan ambulans laut dan helikopter. Ambulans laut bisa menyeberang dalam 24 jam. Saya harap nggak ada kekhawatiran lagi. Di sini sudah siap," ujarnya.


Berbeda dengan okupansi hotel di Kabupaten Badung. Tingkat keterisian hunian di daerah itu lebih tinggi daripada di Klungkung.

Ketua PHRI Badung Rai Suryawijaya mengatakan, sejak bebas karantina diterapkan, tingkat okupansi hotel naik 25 sampai 30 persen.

Jumlah kamar hotel di Kabupaten Badung mencapai 180.000 kamar. Dengan tingkat okupansi 30 persen berarti ada sekitar 54.000 kamar hotel yang terisi oleh tamu atau wisatawan setiap hari.

"Ini adalah euforia momentum bangkitnya pariwisata," katanya.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/03/22/070740378/kebijakan-bebas-karantina-di-bali-belum-berdampak-pada-okupansi-hotel-di

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com