Salin Artikel

Jokowi Geram soal Belanja Barang Impor, Koster Minta Hotel hingga Pusat Perbelanjaan di Bali Pakai Produk Lokal

Ia mengancam akan menindak tegas apabila ada hotel, restoran dan pusat perbelanjaan modern yang masih mengutamakan produk impor dalam mengembangkan usahanya.

"Saya akan lakukan tindakan tegas kepada semua pelaku hotel dan restoran, pasar dan swalayan. Harus menggunakan produk lokal Bali. Produk pertanian, produk perikanan dan industri lokal," kata Koster saat menghadiri acara Rapat Paripurna DPRD Bali pada Kamis (31/3/2022).

Menurut Koster, selama ini para pelaku usaha di Bali lebih mengutamakan produk impor sehingga tidak memberi efek terhadap peningkatan ekonomi bagi warga lokal.

"Jangan hotel itu berdiri di Bali tapi dia menggunakan produk luar negeri untuk pengembangan usahanya. Maka kita lost (hilang) ekonomi terlalu banyak. Lost tempat usaha, lost nilai ekonomi, dan lost lembaga perbankan dan kerakyatan," katanya.

Ia memprediksi persaingan penggunaan produk dalam negeri dan produk luar negeri, bakal meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Menurutnya, hal ini juga dapat memberikan dampak negatif terhadap ekonomi di Bali.

"Wilayah kita kecil, jumlah penduduk kecil maka harus kita menggerakkan (penggunaan produk lokal) secara optimal agar menjadi sumber pengembangan ekonomi Bali" kata dia.

Ia mengatakan, Pemprov Bali di bawah kepemimpinannya berencana membuat aturan tertulis terkait pengunaan produk lokal di semua tempat usaha.

"Makanya itu kita pertegas dengan regulasi agar bisa kita kontrol sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah," kata Koster dihadapan 28 anggota DPRD Bali baik yang hadir secara langsung maupun melalui video jarak jauh.



Dalam pidatonya, Koster tak menyebutkan angka perbandingan penggunaan produk impor dan dalam negeri di tingkat pemerintah provinsi hingga kabupaten dan kota di Bali.

Ia hanya menyebut terkait kebijakan yang mewajibkan pengunaan endek (pakaian adat Bali) dan aksara Bali mulai tempat usaha hingga instansi pemerintahan.

"Di bidang sandang telah dilakukan secara terarah dan masif penggunaan dan pengembangan produk kerajinan rakyat berbasis budaya branding Bali," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat murka karena lembaga pemerintah baik di tingkat daerah, kementerian, hingga kepolisian masih mengutamakan produk impor.

"Cek yang terjadi, sedih saya, belinya barang-barang impor semua. Padahal kita memiliki pengadaan barang dan jasa dengan anggaran modal pusat itu Rp 526 triliun, daerah Rp 535 triliun, BUMN Rp 420 triliun," kata dia, saat acara Afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang disiarkan secara daring, Jumat (25/3/2022).

https://denpasar.kompas.com/read/2022/03/31/165101378/jokowi-geram-soal-belanja-barang-impor-koster-minta-hotel-hingga-pusat

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com