Salin Artikel

Pembatasan Aktivitas Dilonggarkan, Warga Padati Bazar Takjil Terlengkap di Denpasar

Kepadatan ini setelah pemerintah melonggarkan pembatasan aktivitas masyarakat. Meski demikian, warga yang berburu takjil tetap mengunakan masker.

Pantauan Kompas.com, sejak pukul 16.00 Wita, warga mulai berburu menu takjil di lapak-lapak makanan di bawah atap oranye dengan panjang kurang lebih 1.000 meter dan lebar 2,5 meter.

Mereka tampak berdesakan mendatangi para pedagang makanan mulai dari berbagai jenis sate, kolak, gorengan, kue, rawon, sup daging, dan berbagai macam makanan dan minuman khas berbuka puasa lainnya.

Salah satu warga yang berbelanja di bazar takjil, Raditya mengaku sengaja datang ke bazar tersebut. Menurutnya, bazar yang berpusat di kampung muslim ini memiliki menu takjil paling lengkap di Denpasar.

"Saya memang setiap tahun (setiap ramadhan) ke sini. Bahkan kadang setiap hari karena kebetulan lokasi kerja dekat sini, sekalian bawa menu buka puasa untuk orang di rumah," kata Raditya saat berbincang di lokasi, Selasa.

Salah satu menu favorit keluarga pria yang berprofesi sebagai pegawai di salah satu instansi pemerintah Kota Denpasar ini adalah sate susu (puting) sapi. Hal ini karena sate susu hanya dijual pada Ramadhan.

"Saya ke sini memang khusus sate susu. Tadi saya dua porsi sekaligus harganya Rp 50.000," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar melakukan sidak lokasi tersebut.

Kepala BBPOM Provinsi Bali I Made Bagus Gerametta mengatakan, sidak digelar untuk mengawasi produk pangan yang dijual masyarakat selama Ramadhan.

"Pengawasan ini dilakukan terkait dengan makanan buka puasa (takjil) untuk melihat apakah bahan-bahan pangan tersebut mengandung bahan berbahaya atau tidak," katanya.

Adapun bahan berbahaya yang biasa digunakan yakni bahan pengawet (formalin), boraks, dan pewarna seperti Rhodamin B dan kuning metanil.

Gerametta mengatakan, dari empat belas sempel yang diuji tidak ditemukan makanan maupun minuman yang mengandung bahan berbahaya.

"Empat belas sampel (yang diuji) semuanya negatif. Jenisnya bakso, kerupuk, kue lapis, sate, sambel terasi karena takutnya pakai pewarna Rhodamin," katanya.

Gerametta menambahkan, para pedagang di Denpasar sudah memiliki kesadaran untuk tidak memakai bahan berbahaya di setiap produk pangan yang mereka jual.

"Sampai sekarang, tiga tahun berturut-turut ini, kita lihat semuanya (pedagang) sudah sadar tidak ada yang mengunakan bahan tambahan (berbahaya) tersebut. Tiga tahun berturut-turut semuanya bagus semua," jelasnya.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/04/05/183053278/pembatasan-aktivitas-dilonggarkan-warga-padati-bazar-takjil-terlengkap-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke