Salin Artikel

Ketahuan Pemilik, Pencuri Cabai di Bali Kabur Tinggalkan Motornya

DENPASAR, KOMPAS.com - I Wayan Subroto (32) dan I Wayan Rudi (27), dua petani cabai merah besar di Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, menjadi korban pencurian cabai di kebun miliknya.

Akibat pencurian itu, Subroto mengalami kerugian Rp 3 juta dan Rudi mengalami kerugian Rp 2,5 juta.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kintamani, Benyamin Nikijuluw mengatakan, berdasarkan keterangan Subroto, pencurian terjadi pada Minggu (3/4/2022) sekitar pukul 21.00 Wita.

Saat itu, Subroto datang ke kebunnya untuk berjaga karena pada musim panen sebelumnya kebun miliknya disatroni maling cabai.

Setiba di kebunnya, Subroto menaruh curiga dengan sepeda motor yang terparkir di samping kebunnya.

Saat masuk ke kebunnya, Subroto mendengar suara orang yang sedang memetik cabai secara terburu-buru.

Saat bersamaan, pelaku juga mendengar suara langkah kaki Subroto yang ingin menangkapnya. Pelaku pun lari dan bersembunyi menyisakan dahan cabai yang patah.

Karena tak berhasil mengejar pelaku, Subroto langsung mengamankan sepeda motor milik pelaku yang parkir di samping kebunnya.

"Pelapor (Subroto) langsung lari menuju pelaku, namun saat itu pelaku sempat lari dan bersembunyi, setelah dicari pelaku tidak ada," kata Benyamin dalam keterangan tertulis, Kamis (7/4/2022).


Atas kejadian itu, Subroto kehilangan 100 kilogram cabai senilai Rp 3 juta.

Nasib serupa juga dialami Rudi. Kebunnya disatroni maling pada Senin (7/3/2022) dan Jumat (11/3/2022). Atas kejadian itu, Rudi kehilangan 70 kilogram cabai senilai Rp 2,5 juta.

Kedua korban kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak Polsek Kintamani, Bangli. Polisi kemudian mendalami keterangan korban dan para saksi.

Selain itu, polisi juga melacak keberadaan pemilik sepeda motor yang diamankan Subroto.

"Tim Opsnal mencari informasi pemilik sepeda motor tersebut, dengan dibantu warga Desa Bayung Gede, tim berhasil mengamankan seseorang yang di duga sebagai pelaku pencurian cabai merah besar," kata Benyamin.

Belakangan diketahui pelaku pencurian cabai itu berinisial IKKA (24). Ia merupakan residivis kasus serupa. Pelaku kemudian dibawa ke kantor Polsek Kintamani untuk diproses lebih lanjut.

"Setelah dilakukan interogasi, pelaku mengakui mengambil cabai di dua TKP tersebut. Yang bersangkutan merupakan residivis dalam kasus pencurian," kata Benyamin.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 362 KUHP tentang pencurian dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun penjara.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/04/07/183822278/ketahuan-pemilik-pencuri-cabai-di-bali-kabur-tinggalkan-motornya

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com