Salin Artikel

Bikin Resah Orangtua Siswa, Polda Bali Selidiki Pembagian Kue dan Permen yang Dilakukan Serentak

DENPASAR, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah (Polda) Bali turun tangan mengusut adanya pembagian kue dan permen ke siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dilakukan hampir bersamaan di beberapa wilayah di Bali.

Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra mengatakan, pihaknya saat ini masih menyelidiki kejadian pembagian kue dan permen tersebut.

Namun, Putu Jayan masih enggan berkomentar banyak terkait kejadian yang membuat resah para orangtua murid di sejumlah sekolah di Bali.

"(Pembagian) kue itu dalam penyelidikan. Dalam pemeriksaan kita," kata Putu Jayan singkat saat ditemui di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kelurahan Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (8/4/2022).

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Bangli, Iptu I Wayan Sarta mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian di wilayah lain di Bali yang terdapat kejadian serupa.

Sampai saat ini, temuan pembagian kue dan permen di wilayah Bangli terjadi di SD Negeri 2 Kawan, Jalan Merdeka, Kelurahan Kawan, Bangli, Bali.

"Dari hasil penyelidikan sementara tidak ada lagi peredaran di Bangli. Sementara pelaku juga belum juga muncul. Termasuk juga berkoordinasi dengan Polres lain belum ditemukan lagi peredarannya," kata Sarta saat dihubungi, Jumat (8/4/2022).

Lacak keberadaan pelaku

Sarta mengatakan, polisi sedang melacak keberadaan pelaku untuk mengetahui motif pembagian kue dan permen sehingga tidak terjadi keresahan yang berkepanjangan di tengah masyarakat.

"Saat ini pelaku masih lidik keberadaannya," kata Sarta.

Sarta menjelaskan, polisi telah mengamankan barang bukti berupa kue sebanyak 24 bungkus dan permen merk yupi berjumlah 38 bungkus yang sempat diterima beberapa siswa di sekolah tersebut.

"Sementara sudah diamankan di Polsek Bangli, untuk perkembangan lebih lanjut nanti kita sampaikan lagi," katanya.


Sarta mengatakan, pembagian kue dan permen yang dilakukan para pelaku ini terjadi pada Rabu (6/4/2022) 09.00 Wita. Awalnya, Kepala SDN 2 Kawan I Gusti Made Suardana didatangi oleh seorang laki-laki dan perempuan yang mengaku dari Jakarta.

Mereka berkunjung ke sekolah tersebut dengan alasan untuk memberikan yel-yel Pelajaran Tatap Muka (PTM) kepada para siswa.

Suardana mulai menaruh curiga lantaran hanya satu dari dua orang tersebut yang bersedia mengisi buku tamu. Bahkan, keduanya juga tidak bersedia menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

"Oleh kepala sekolah dua orang tersebut diminta untuk mengisi buku tamu. Namun hanya satu orang saja yang mengisi buku tamu atas nama Yuyun asal Jakarta, pun saat dimintai KTP kedua orang tersebut tidak memberikannya," kata Sarta.

Selain itu, kedua pelaku juga tidak menunjukkan etiket dan sopan santun saat meminta izin agar diberi kesempatan masuk ke ruang kelas untuk bertemu dengan para siswa dan siswi SD tersebut.

"Seorang perempuan sambil menepuk paha dari kepala sekolah, meminta untuk memberikan yel-yel kepada siswa, seketika itu juga kepala sekolah memberikan izin di kelas 6," katanya.

Kedua orang tersebut kemudian diberi kesempatan selama 5 menit untuk berada di ruang kelas. Setelah memberi yel-yel, mereka membagikan kue dan permen kepada para murid.

Anehnya, setelah membagikan kue dan permen tersebut, kedua orang pelaku langsung meninggalkan sekolah.

Pihak sekolah melaporkan kejadian ini ke Polsek Kota Bangli pada Pukul 14.30 Wita, saat mengetahui kejadian serupa terjadi di wilayah lain.

Tunggu hasil uji laboratorium

Sementara itu, Kapolsek Ubud, Kompol Made Tama mengaku sempat memeriksa empat orang yang dicurigai hendak membagikan kue dan permen di depan SMP Negeri 1 Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali pada Rabu (6/4/2022).

"Orang hanya jalan-jalan ke Ubud aja bawa itu (kue dan permen) belum ada pembagian kalau dia (mereka). Jadi bukan diamankan, tapi periksa," katanya.


Tama menjelaskan, pihaknya tidak melakukan penahanan terhadap keempat orang tersebut karena belum ada bukti bahwa kue dan permen yang mereka bawa mengandung bahan berbahaya.

Saat ini, pihaknya masih menunggu hasil tes laboratorium dari kue dan permen yang diamankan dari keempat orang tersebut.

"Dia kan memberi sesuatu. Kita kan belum tahu. Kita masih cek ke lab. Nanti kalau dia (kue dan permen) tidak mengandung apa-apa, kan sah-sah aja membagikan. Kita nunggu hasil labnya dulu," katanya.

Tama menjelaskan, keempat orang tersebut datang ke Bali bertujuan untuk berwisata ke Ubud sembari mengelar kegiatan peduli kasih dengan membagikan kue dan permen kepada siswa dan siswi.

"Dia kan liburan, mahasiswa dia, (sembari mengelar kegiatan) peduli kasih. Kuenya dibawa dari Bekasi," katanya.

Dari informasi yang dihimpun, kejadian serupa juga terjadi di SMPN 6 Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali pada Rabu (6/4/2022). Para pelaku membagi kue, permen dan gelang kepada para siswa.

https://denpasar.kompas.com/read/2022/04/08/135021778/bikin-resah-orangtua-siswa-polda-bali-selidiki-pembagian-kue-dan-permen

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com