Salin Artikel

Sandiaga soal Video Viral Bule Kesal pada Pedagang Asongan di Kuta: Disayangkan tapi Pastikan Berempati

Sandiaga mengaku sangat menyayangkan kejadian yang menimpa bule tersebut hingga membuatnya merasa tak nyaman berwisata di Pantai Kuta.

Meski demikian, Sandiaga tidak ingin langsung menyalahkan para pedagang di Pantai Kuta.

Dia merasa prihatin dengan kondisi para pedagang yang dua tahun terakhir kehilangan pelanggan karena pandemi Covid-19.

"Video yang beredar itu sangat kami sayangkan tapi pastikan ini juga harus berempati kepada pelaku ekonomi kreatif (pedagang di Pantai Kuta) yang dua tahun ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan," katanya kepada wartawan di Nusa Dua, Badung, Bali, pada Jumat (22/4/2022).

Menyikapi hal tersebut, Sandiaga mengatakan, berencana menemui para pedagang tersebut untuk membuka dialog sekaligus memberikan pelatihan marketing pada mereka.

"Oleh karena itu, kami akan berdiskusi akan membuka peluang untuk pelatihan cara marketing yang kekinian," katanya.


Penataan ulang

Selain membuka pelatihan pedagang, Sandiaga akan bekerja sama dengan pejabat setempat untuk membuat rencana penataan ulang tempat di sepanjang Pantai Kuta.

Hal ini dilakukan demi meningkatkan ekonomi para pelaku pariwisata setempat sekaligus membuat wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara merasa nyaman berwisata ke Pantai Kuta.

"Kalau ditata dengan baik maka wisatawan malah lebih ingin lebih berbelanja, apalagi display-nya diperbaiki dan produk yang ditawarkan lebih berkualitas. Ini tugas kami akan berkolaborasi dengan pemangku setempat," katanya

"Karena kalau misalnya dikejar-kejar gitu malah wisatawannya tidak nyaman, tidak akan kembali lagi," lanjut Sandiaga.

Sandiaga mengimbau, pelaku pariwisata memberikan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan. Sehingga mereka merasa betah dan nyaman berada di Bali.

"Memang dua tahun ini kita berempati keadaan ekonomi sangat berat. Tetapi begitu Bali dibuka kita harus menunjukkan keramahtamahan kita, harus menunjukkan juga bahwa wisatawan itu aman dan nyaman kembali ke Bali," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka atau Cok Ace membenarkan terkait keluhan para wisatawan yang mulai merasa tidak nyaman karena dikerumuni para pedagang di Pantai Kuta.

Sesuai laporan diterima Cok Ace, sejumlah wisatawan kesal karena dipaksa untuk membeli barang dagangan dari pedagang acung tersebut.

"Sudah saya dengar keluhan yang terjadi (turis asal) Australia bahkan ada pemaksaan terhadap wisatawan dari pada penjual-penjual asongan dari sana," kata Cok Ace saat ditemui di Lapangan Renon, Kota Denpasar, Jumat (22/4/2022).

https://denpasar.kompas.com/read/2022/04/22/205246278/sandiaga-soal-video-viral-bule-kesal-pada-pedagang-asongan-di-kuta

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com